Minggu, 05 Juli 2015

Book Review : Eleanor & Park "Two Misfits, One Extraordinary Love"







Author:      Rainbow Rowell

Penerbit:  St. Martin's Griffin

Jumlah Halaman:   326 Halaman













Mungkin kalian sudah banyak yang tahu tentang a long time couple in fiction world, Hazel Grace dan Augustus "Gus" Waters. Dan semua yang sudah baca "The Fault In Our Stars" pastinya pengen banget punya kisah cinta kayak mereka (Lupakan tentang kematian Gus).

Now, let's talk about Eleanor and Park. Another beautiful couple. 

Kisah mereka dituangkan Rainbow Rowell di sebuah novel berjudul "Eleanor and Park". Eleanor dan Park adalah dua remaja asal Omaha berusia 16 tahun. Novel ini menceritakan kisah cinta yang hampir setiap orang merasakan.. a first love.

Eleanor, a readhead,social-akwward and broken home girl meets Park, a half korean, karate kid, and punk boy. 

Semuanya berawal dari pertemuan canggung sekaligus tidak menyenangkan di bus sekolah. Komik superhero dan mixtape lah yang mempersatukan mereka. Hingga mereka menyadari bahwa hari Sabtu dan Minggu terlalu berat dijalani tanpa saling bertemu. Park dan Eleanor menyadari bahwa mereka saling jatuh cinta pada keanehan mereka. Meskipun mereka saling merasa tidak cukup baik bagi satu sama lain. Perasaan mereka terhadap satu sama lain diungkapkan dalam setiap narasi. 

Novel ini disajikan dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kejujuran dalam mencerminkan perasaan tokoh membuat senyum-senyum sendiri. Sudut pandang yang dipakai rasanya seperti ketika penulis menceritakan sebuah kisah cinta pada pembaca. Sayangnya, konflik cerita ini kurang greget dan kurang memuncak.

Overall, novel ini sukses membuat saya senyum-senyum sendiri sekaligus membuat saya merasa bahwa saya sudah terlalu lama sendiri (Mereka seumuran sama saya!). Last but not least, this is a great book to feel again the feeling when we are in love!


A first love will never lasts.


Rabu, 08 April 2015

Ed Sheeran Fan Fiction

Halohalo! Apa kabar? Sudah sekian lama nggak nge-post lagi. Sedih:(( Alasan yang pasti adalah sibuk sama printhilan tentang sekolah. Udah Esema sih ya wkwkwk:)) Nah, mumpung lagi nyelo-nyeloin waktu aku mau share Fan Fiction-nya Ed Sheeran. Udah lama kepikiran untuk buat ceritanya Ed Sheeran secara dia itu romantis banget<3 Dan baru kesampean minggu lalu. So, don't wait any longer! Here's the story below!


Kopi dan Gitar

(An Ed Sheeran Fan Fiction)

          Sore yang mendung ini aku habiskan di sebuah kedai kopi di pinggir kota. Kedai ini cukup besar, interior design-nya terkesan retro, temboknya pun penuh foto para musisi lawas yang dipigura seragam berwarna hitam. Sudah 1 jam aku duduk dan kopiku tinggal setengah cangkir. Di depanku, seorang laki-laki bernyanyi sembari memainkan gitarnya. Kopi dan gitar. Itulah awal mula aku bertemu dengannya, 3 tahun lalu di suatu tempat ribuan kilometer jauhnya dari aku duduk sekarang. 

#Flashback#

          Pakaian 3 lapis yang kupakai tak mampu menghilangkan dingin yang menyeruak di kulitku. Sebagai orang tropis, suhu dibawah 20 derajat itu sudah sangat dingin. Kuputuskan untuk singgah di sebuah kedai kopi di persimpangan jalan. Kedai ini besar,penuh sesak dengan para orang Inggris bersuara keras. Sebagian dari mereka memilih meminum bir untuk menghangatkan diri. Sedangkan aku, membeli secangkir kopi susu dan memilih duduk di sudut ruangan sendirian. Kedai ini memiliki sebuah panggung kecil di tengahnya. Dan, saat ini seorang laki-laki bertubuh tak terlalu tinggi,berambut ginger sedang bermain gitar. Kagum, itu satu kata yang aku bisa berikan untuk laki-laki itu. Laki-laki itu menyanyikan sebuah lagu ballad. Suaranya lembut. Laki-laki itu menyanyikan 5 buah lagu dan setelah itu turun dari panggung. Barulah aku sadar bahwa kopiku telah habis. Bergegas aku pergi dari kedai itu. Namun, seseorang memanggilku, “Hey!”. Aku menoleh, laki-laki tadi keluar sambil menenteng tas gitarnya. Dia berjalan mendekatiku. “I saw you when I played. You looked enjoy my gig, don’t you?”tanyanya. Aku tersenyum, “That was incredible gig I’ve ever saw”. “Ed Sheeran. But, my friends call me Ed” ia menyodorkan tangannya. “Renata. But they often call me Ata”aku membalas salamnya.
          Sejak perkenalanku dengan Ed di malam itu, kami makin dekat. Aku sering menemaninya di saat ia bernyanyi. Dari satu tempat ke tempat lain. Malam demi  malam. Secangkir kopi demi secangkir kopi. Setelah itu, kami akan berjalan menyusuri London yang gemerlap. Berjalan di pinggir Thames River sambil menatap London Big Eye dari kejauhan. Atau kami hanya duduk di pinggir sungai sembari melihat bintang dan berbicara tentang mimpi kami. “One day, I will be a great singer”ucap Ed. Aku menoleh, Ed menatap langit. “You will, Ed”ucapku. Ed menatapku, “And at that time, you always be there for me”. Kami tersenyum. “I will”bisikku.
          Kali ini, Ed mengajakku ke Cornwall. Dengan mobil pinjaman sahabat, kami pergi. Melewati kota dan desa serta menembus hutan. Hanya cerita dan tawa yang ada. Diselingi nyanyian Ed di setiap lagu yang disetel di radio mobil. Kami sampai di Cornwall ketika sore menjelang. Ed memacu mobil ke jalan tanah bergelombang. “Where are we going?”tanyaku. “Somewhere you never find in London or even the world”jawabnya, misterius. Ed menghentikan mobil. “Close your eyes”perintahnya sembari mengambil tas punggung di jok belakang. Aku menuruti. Ed menuntunkan berjalan, yang aku tahu hanya tekstur tanah yang bergelombang dan bau tanah basah akibat hujan semalam. “Stop now!”pintanya. Aku berhenti berjalan. “Guess where we are now!”ujarnya. Aku berfikir. Suara air menghantam sesuatu terdengar di kejauhan. Ombak, ya ini ombak. “The beach!”tebakku riang. “You’re right, lady”Ed melepaskan tangannya dan sekarang kami berada di atas tebing menatap laut dan matahari. “You weren’t eating anything recently. So, we must have a picnic now!”ucap Ed. Ia mengeluarkan semua alat piknik dari tas punggungnya. Tanpa banyak bicara kami memakan makanan kami. “Ata, I have something for you”ujar Ed. Ia mengeluarkan sesuatu dari kantong celananya. “This bracelet, I made it by myself. And it’s special for you” ia memasangkan gelang berwarna biru laut itu di tangan kananku. “Thank you so much”ucapku. Ed tersenyum, “I made it with all of my heart and I think about something I want to say, and it’s I love you” bisiknya. “Me too”balasku.  Dan disana matahari makin tenggelam di garis horizon.
          Aku dan Ed menjalaninya dengan biasa. Hingga ia menjadi penyanyi terkenal dengan banyak wanita yang mengidolakan. Dengan segala lagu romantic yang ia mainkan dengan gitarnya, siapa yang tidak jatuh hati. Namun, aku tahu Ed bukanlah seseorang yang mudah berpaling. Hatinya terlalu teguh untuk ditaklukkan. Cintanya terlalu kuat untuk ditandingi. Dan aku tahu itu.
          Sudah 30 hari semenjak Ed pergi tur. Sudah 30 hari kami berkomunikasi hanya lewat suara dan video. Dan 5 hari terakhir, kami sudah jarang berkomunikasi. Perbedaan waktu dan jadwal Ed yang padat membuat semuanya sedikit lebih sulit dari dulu. Aku tahu semuanya ada risikonya dan ia pun tahu. Dan risiko itu perlu diambil untuk kebaikan bersama. Inilah yang terbaik untuk kami. Sebuah perpisahan.

#End Of Flashback#

          Ada satu hal yang tidak pernah aku lupa dari gitar dan kopi. Dua buah benda yang mengawali sebuah cerita indah yang berakhir dengan kerelaan. Gitar dengan suara lembut yang mengalun indah di tengah kesepian dan kopi yang memberi kehangatan di tengah kesendirian.


Maaf ya kalau maksa dan nggak jelas.

I'll see you soon.

Ciao x

Selasa, 17 Februari 2015

Let's Talk About Love!

Hi, I'm coming back! Welcome to 2015!! How're you guys doing? Kinda good here:)) Sorry for a long time rest from this site. So, this post is (not) special because its February. The month of love. Too much love<3 I want to share with you about Love. It's about love with the opposite sex. Yeah, Men with Women and Women with Men. I think,Love is something in our brain which is never defined. Like you fell in love with someone you can't expect in the right or wrong time. The feels in your stomach when you look at his/her eyes. The way you always thinking of him/her. The way you always like what they did. The way you can't talk fluently with him/her. You just stuttering. The feels when we fall in love is like heaven,I think. You go to school or somewhere with bright eyes and smile on your face. You always think school is the best place because in there we can meet him/her.You don't feel school is a boring place as usually.  Like Ed Sheeran says " People fell in love in mysterious ways. Maybe just a touch of hand" Not only a touch of hand, a flash look with someone could make people fall in love. Sometimes, love makes us blind. We always think what he/she does is good but  the fact is not. Kind of sad. Sometimes we can't use our brain/ our mind when we fall in love. Sometimes, when we fall in ove with someone we hope we can forget them. Because we don't want to fall in with them and We think they're not a right people or we fall in a wrong time. No matter what Love is a gift from God. The greatest gift from God. What would we do if there is no love in human heart? Are we act like animals? 

What do you think about Love? Share your thought in the comment section:))




P.S : For someone out there with an unknown condition. I do love you until I find someone else better than you (The truth I never find it). Hope you have great life. Keep going:))


Goodnight and Ciao.