Selasa, 21 Mei 2013

Summer Love (Harry Styles Love Story)

Hai semua!!! :)) Udah lama enggak aktif ya. Maaf banyak ulangan sama kerja kelompok but I'm back now. Ada yang kangen? wkwkwkwk :3 So, setelah lama hibernasi dari dunia ke-blog-an aku kembali dengan sebuah hadiah untuk kalian. Untuk para penggemar Harry Styles. Sebelumnya maaf kalo agak mprekenel Bahasa Inggrisnya, lagi belajar sih. Terus ini masih campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. So, Check this out yo!
Harry Styles Love Story
          Suara pramugrari mengingatkan bahwa sebentar lagi pesawat akan landing membuat jantungku berdebar. Ini kali pertama aku datang ke Inggris, sendirian pula. Modal nekat, uang seadanya, dan tiket PP pesawat dari Tante Lestari menambah rasa inginku. Aku memegang erat seat belt-ku, masih belum percaya aku akan landing di Bandara Heathrow.
          Aku memanggul tas backpack-ku. Tanganku sibuk memijat-mijat leherku yang mulai sakit karena penerbangan belasan jam itu. “Ms. Kusnodiharjo, it’s your passport. Welcome to England and enjoy”ucap seorang ibu pegawai Imigrasi dengan ramah. “Thank you, miss”ucapku. Aku berjalan mencari-cari keberadaan yellow cab. Di bandara sebesar ini, aku merasa tambah kecil. Apalagi tinggiku yang cuma 165 cm ini bukan standar para bule disini yang setinggi kulkas 3 pintu.
          “Excuse me, miss”ucap seseorang yang menjawil bahuku dari belakang. Spontan aku menoleh.
          “What can I help you?”tanya seorang laki-laki setengah baya berseragam kayak satpam.
          Aku menanyakan pangkalan taxi ke bapak itu. Dan beliau menjawab dengan ramah pertanyaanku. “Thank  you so much sir”ucapku akhirnya. “No problem, Be carefull and enjoy England”ucap Bapak itu.
          Aku sampai disebuah dorm untuk para backpacker. Tempatnya di pusat London tapi masuk sebuah jalan. Tempat ini aku temuin lewat browsing di internet 2 bulan lalu. Dengan harga 11 poundsterling/malam. Tempat ini punya 3 lantai.
          Aku masuk di kamar 08 di lantai 1. Satu kamar disini ada 4 orang, campuran dari berbagai Negara tapi masih gak campuran laki-laki dan perempuan. Aku membuka pintu yang ternyata gak terkunci. Masuk ke ruangan 4x4 meter dengan 2 tempat tidur susun dan 4 lemari kecil dan meja kecil. Aku mendengar seseorang di kamar mandi. Aku duduk melepas sepatuku dan mulai bergelung di kasur.
          “Hey, are you my room mate?”tanya seseorang dengan rambut pirang basah yang baru aja keluar dari kamar mandi.
          “Yup, I’m Riana from Indonesia”aku bangun dan memperkenalkan diri.
          “I’m Hailey from Australia”ucap cewek itu, ramah.
          Hailey berumur 21 tahun. Punya badan bak model Burbery dan senyum menawan. Rambut pirangnya bagus dan rapi. Yah, gak kayak aku cewek dengan kulit coklat ala Asia dan kuntet kalau dibanding Hailey. Dia udah 3 hari nginep disini. Bedanya sama aku, dia kesini tanpa restu orang tuanya. Menjadi backpacker ke Inggris buat melupakan mantannya yang ninggalin dia buat pacaran sama sahabat Hailey.
          “Boys are sucks”ucapnya. Aku hanya mengangguk.
          “How old are you Riana?”tanyanya sambil mengepang rambut pirangnya.
          “18 years old”ucapku. “Like my sister. I miss her so much”ucap Hailey sambil merapikan kepangnya.
          Aku mulai membereskan bajuku ke lemari kecil di sebelah tempat tidurku. Aku juga memesan makanan hotel. Terlalu capek buat jalan keluar cari makan. Jam 7 malam aku udah memejamkan mata sedangkan Hailey katanya mau ke pub.
          Aku bangun pagi-pagi. Dengan iler masih membekas di samping bibir, aku berjalan ke kamar mandi. Hailey masih belum pulang dari tadi malem. To do list buat hari ini adalah Big Ben, Buckingham Palace,Wetmister Abbey dan makan. Aku segera mandi. Sekeluar dari kamar mandi, aku mengobrak-abrik lemariku. It’s summer. Jadi, aku memilih atasan kaos putih Joger yang masih agak kebesaran dan celana knee short warna biru. Aku memasukkan semua keperluan ke dalem tas selempang I LOVE BALI ku. Mulai dari passport,dompet,peta,kacamata item,cardigan (kalau tiba-tiba dingin),pocket camera, gadget dan sebotol air minum. Aku mengambil beanie warna Navy blue  di rak kedua. “I’m ready for today”gumamku. Aku keluar dari kamar ketika Hailey datang dalam keadaan setangah mabuk. “Where are you going?”tanyanya. “I’ll explore London”ucapku sangat berseri-seri buat trip  hari ini. Now, I’m in London. So whatever if I exteremly happy. “Okay, be carefull sweetheart”ucap Hailey sambil mencubit pipiku. Hailey masuk ke kamar dan menguncinya.
          Matahari udah ada di atas kepala. Tapi, dari tadi keringetku cuma sedikit yang menetes. London emang aneh, musim panas disini gak begitu panas beda sama Indonesia yang musim panasnya tiap tahun. Waktunya untuk makan siang. Aku berjalan menuju sebuah restoran yang setauku udah berlisensi halal. Dari kejauhan, plang nama restoran itu udah kelihatan. Nando’s.
          Aku masuk ke dalamnya. Ramai tapi gak sumpek. Restoran ini semacan McDonalds, menyediakan ayam juga tapi disini namanya Peri-Peri Chicken yang pedes dan bahagianya disini ada nasi. Aku memesan 1 porsi Peri-Peri Chicken with salad dan segelas coke. Aku duduk di bagian pojok restoran. Aku siap memakan makananku sebelum aku sadar gak ada sendok di sini. Aku bergegas meninggalkan mejaku dan berjalan cepat ke arah kasir. “Kenapa waktu laper gini harus gak ada sendok?”batinku. Aku mengantri sebentar sebelum mendapat sebuah sendok.
          “Thanks”ucapku ketika pelayan memberiku sendok. Aku memutar badanku cepat dan Bruk.. Seseorang menabrakku dan menumpahkan senampan makanan dan membuat kaos putihku penuh saos.          
          “God!”ucapku agak keras secara spontan. Seluruh restoran memandang ke arahku.
          “Ugh.. I’m so sorry”ucap seorang cowok yang menabrakku. Dia bergegas ke kasir dan meminta serbet. Dia berusaha membersihkan noda di bajuku.
          “Let me clean up this by myself”ucapku sambil memintal serbet dari tangan cowok itu. Dia memberikan serbet itu.
          “I’m so sorry. I don’t watch my step”ucapnya penuh penyesalan dengan logat British-nya.
          “No problem”aku mendongakkan kepalaku untuk melihat cowok itu. Seketika mataku bertemu mata cowok itu yang berwarna hijau pudar yang membuat detak jantungku gak beraturan. Cowok itu berambut coklat ikal yang rapi, entah berapa jam dia menata rambutnya. Dia memakai kaos hitam dibalut denim shirt sebagai luaran, jeans hitam dan Converse putih.
          “Thanks for the napkin”ucapku sambil berjalan menuju tempat dudukku. First day in London and I’ve meet most nyebai guy.
          Aku menikmati makan siangku kali ini. Berusaha melupakan kejadian tadi.
          “Can I sit here,girl?”ucap sebuah suara yang kayaknya aku tahu. Berat dan serak dengan sedikit nada merayu.
          Aku mendongak. That’s guy. Cowok itu menujukkan muka kaget juga.“Kenapa dia lagi sih?”gumamku. “Pardon?”tanyanya. Aku menggeleng, “Nope”.
          Cowok itu duduk di depanku, menaruh nampannya yang berisi makanan baru. “It’s not polite when you talk with someone with your own language”ceramahnya.
          “I don’t talk with you”ucapku ketus. “So, who is you talk with?”tanyanya sambil menyeringai. “Um..um.. with my self”ucapku tergagap. Dia tertawa. Aku merengut.
          Dia memakan salad-nya. Dan, aku melanjutkan makan tertundaku. Sesekali, aku melirik cowok itu. “Kayak pernah tahu ya?”batinku. “Tapi siapa?”pikirku.
          “I think I’ve see you before.  I’m Riana and..”ucapanku terputus ketika serombongan cewek masuk dan menyerang meja tempatku duduk.
          “Harry! Can I take a picture with you?”pinta seorang cewek seumuranku ke cowok di depanku itu. “Harry?”pikirku berusaha mengingat siapa cowok ini. Dan aku sadar, “He’s Harry Styles!”teriakku dalam hati.
          Serombongan cewek itu meninggalkanku dan seorang.. Harry Styles!!
          “Hello Riana, I’m Harry”dia memperkenalkan diri dengan senyumnya yang pantes aja bikin semua cewek di seluruh dunia bisa jantungan.
          Aku masih bengong. “I go to London for holiday but wow I can believe it”gumamku. Harry tertawa, “So, do you forgive me about the accident?”tanyanya. “No, until you buy me some food”ucapku sambil tertawa. “Okay, I will”kata Harry menyanggupi. “Eh.. No! I’m just kidding”ucapku. Harry tersenyum. Duh, senyumnya! “Istighfar Ri!”aku membatin.
          “I will take you back home. Don’t refuse it”paksa Harry. Aku cuma bisa mengangguk.
          Mobil Range Rover warna hitam milik Harry melaju di jalanan London yang lumayan padat. Bus-bus bertingkat warna merah yang cuma aku lihat di tumblr-tumblr berlalu lalang. Suasana masih awkward. “Awkward!!”teriak Harry sambil menyetir. Aku dan dia tertawa.
          “Where are you come from?”tanyanya.”Indonesia”jawabku. Aku menceritakan diriku,apa tujuanku dateng kesini dan segalanya yang mungkin bisa aku ceritain. Dari mulai keluargaku,temen,Indonesia dll.
          “I’m sorry. Aku terlalu cerewet ya?”ucapku ketika melihat Harry cuma diem aja sambil tertawa atau tersenyum. “No.. Girls always talk much but I enjoy it”ucapnya. Aku menarik nafas. “Kamu gak kerja apa hari ini?”tanyaku. Harry menggeleng, “Break for 3 months. It’s summer. Everyone needs take a rest”. Aku hanya menjawab dengan “O”panjang.
          Radio menyiarkan lagu-lagu hits. Ketika sebuah lagu dari One Direction yang Little Things mengudara. “It’s my favorite song in 1D album”ucap Harry sambil menyanyi kecil. “Me too. It’s like all of the members sing for me hahaha”ucapku. “Bagian mana yang kamu suka?”tanya Harry. “Umm.. Niall’s part”ucapku agak lama karena bingung milih yang mana. “But actually I like all of the part”lanjutku. Harry tersenyum, “Girl who don’t choose Niall to be her boyfriend is girl who don’t know choose the right boy”ucap Harry. “How about you? What do you think about yourself?”aku bertanya ke Harry yang mengeraskan volume radio. Kami sedang terjebak macet. “Um.. Handsome,curly,flirty,cute,funny,playboy. Hahahha Girls always describe me like that”jawab Harry sambil tertawa.
          Harry mulai bercerita tentang dirinya,The Boys dll. Perlahan mobil ini berjalan di tengah macet. “What’s your favorite song?”tanya Harry. Aku berpikir sejenak, “I think Heart Attack from Demi Lovato”ucapku. “Why you like the song?”tanya Harry sambil memasukkan permen karet ke mulutnya dan menyodorkannya ke arahku. “Because if I fall in love with someone I always feel numb and paralyzed”terangku sambil mengunyah permen karet rasa mint  ini.
          “Do you have a boyfriend?”tanya Harry dengan nada agak ragu.
          “Actually, I never date someone until now”ucapku sambil menyeringai.
          “Really? A cute girl like you never date someone? They have blind eyes”ucap Harry langsung diikuti tawa ngakakku.
          “Aku gak kayak kamu Harry. You almost perfect and have a lot fans, you can choose one of them”jelasku.
          Harry tertawa kecil, “I have a lot fans but if I can I will choose you”
          Deg! Jantungku serasa berhenti. Aku berusaha menarik nafas. Pernyataan Harry bikin aku tambah deg-degan. “Cepet bilang Just kidding biar aku gak GR”harapku dalam hati.
          “Are you okay, Riana?”tanya Harry sedikit khawatir sampai-sampai memberhentikan mobilnya ke pinggir jalan.
          “I’m okay”ucapku lirih. Harry melepas seat belt-nya dan mengambil sebotol air mineral di belakang dan memberikannya ke aku.
          “Thanks”ucapku. Aku menengguk air itu. Wajah Harry terlalu dekat. Tangannya merapikan anak rambutku. Duh! Harry kembali memasang seat belt-nya dan menyetir lagi. Aku menarik nafas lega.
          Kami sampai di dorm. “You stay in here?”tanya Harry. Aku mengangguk. Harry lalu keluar dari mobil dan membukakan pintu mobil untukku.
          “Um.. Thanks for take me back”ucapku. “Urwell, Aku rasa emang seharusnya. soalnya aku udah bikin kamu so messy. Let’s take bath and sleep, pretty girl”suruhnya.
          “Hahahaha.. Okay, sir. Good night”aku membalikkan diri untuk masuk ke dalam dorm.
          “Riana, Wait!”Harry memanggilku dan berlari ke arahku.
          “What?”tanyaku. Dia mengeluarkan IPhone-nya. “Do you have any contact?”pintanya sambil menyeringai. Aku memberikan nomor telpon,e-mail,twitter.
          “Thanks, By the way I have one request. Do you want come to my dinner party tomorrow?”pintanya lagi. Aku berpikir sejenak, “I think I can’t”ucapku.
          Wajah bersinar Harry melesu, “Pleasee, for me”pintanya lagi dengan menunjukkan wajah puppy eyes.
          “Okay, but don’t show me that puppy eyes again”jawabku menyetujuinya. Harry tertawa, “I’ll pick you at 7. Bye. Good night”Harry mencubit pipiku dan berjalan menuju mobilnya.
          “Hailey, wake up!”aku mengoncang tubuh Hailey yang masih bergumul dengan selimutnya. Jam udah menunjukkan pukul 1 siang dan Hailey masih belum bangun dari tidurnya. “What the hell is your problem?”Hailey menutup telinganya dengan bantal. “Please, wake up. I need your help”pintaku sambil terus mengguncang bahu Hailey. “Okay, I wake up now”Hailey bangun dan duduk. Matanya sipit dengan rambut pirang yang acak-acakkan mungkin dia baru pulang jam 3 pagi.
          “Give me a reason why I must help you”ucap Hailey dengan muka malas.
          “Okay, I’m sorry if I woke you up. I think I can share my problem with you”ucapku. Hailey mangut-mangut. Aku mulai menceritakan pertemuanku dengan Harry sampai ajakkan Harry untuk makan malam ke Hailey. Tapi, aku gak menyebutkan kalau orang itu adalah Harry Styles.
          Mata Hailey membelalak. “Kamu baru 1 hari disini udah dapet a british boy”komentar Hailey.
          “Dan karena itu, I need your help. Aku bingung harus pakai baju apa”jelasku ke Hailey yang sedang mengucir rambutnya.
          “Okay, first. Sebutkan baju terbaikmu yang kamu bawa kesini”ucap Hailey. Sekarang mimik mukanya mengatakan bahwa dia tertarik buat bantu aku.
          Aku mengeluarkan beberapa pakaian dari lemari kecilku. Hailey memperhatikan semuanya satu per satu. “I think you don’t interest at fashion”komentarnya sambil mengangkat sebuah baju Bali yang warna-warni. Aku cuma bisa nyengir dengernya.
          “How about this? I think it’s nice and simple”ucap Hailey sambil menunjukkan sebuah collar chambray dan blue short pants. Aku berpikir sejenak.
          “It’s looks better than another clothes”ucap Hailey sambil tersenyum. “And now, sepatu apa aja yang kamu bawa?”lanjutnya. Aku menunjuk ke arah sneaker Nike-ku, “Just that sneakers and this”. Hailey melirik ke sandal jepit yang aku pakai. Sandal jepit yang aku beli di pinggiran Malioboro.
          “Kamu harus beli. Gak usah yang mahal, just in secondhand store”suruh Hailey. Aku bergegas mengambi dompetku dan pergi ke secondhand store.
          Aku kembali ke dorm dengan membawa sekotak sepatu baru. Hailey sedang membaca majalah Vogue waktu aku sampai. Aku mengeluarkan sepasang flat shoes warna biru langit. “Shoes, checked. And now, you must take a bath and I will make  you up”suruh Hailey lagi.
          Aku duduk di sebuah kursi menghadap cermin kecil Hailey. Aku cuma bisa diem waktu Hailey beraksi. Tangan Hailey beraksi lincah di wajah dan rambutku. Tangannya bak tangan Ibu Peri yang bisa mengubah labu jelek jadi kereta kencana.
          “Huft.. Finally, it’s done. And you look so pretty”komentar Hailey sambil terduduk di pinggir kasur. Aku menghadap ke cermin kecil Hailey. Wajahku diberi riasan tipis hanya foundation, bedak dan lipgloss untuk melembabkan bibir. Rambutku di bentuk buns yang dibuat agak gak rapi. “Is it me?”tanyaku yang gak percaya liat pantulan di cermin itu. Hailey tertawa, “Of course, it’s you swettie. Now change your clothes it’s almost 7 o’clock”
          Aku sudah siap dengan pakaianku. “Nah, You look fabulous now. Um.. I lend you my handbag. You can’t go dating with your backpack”ucap Hailey sambil tertawa. Aku memeluk Hailey, “Thank you so much, Hailey. You look like my big sis”ucapku. “Urwell, Okay let’s go now. Your prince charming waiting for you”ucapnya sambil membenarkan tatanan rambutku. Aku mengangguk, “Bye Hailey”. “Bye, Riana. Take a care”ucapnya seraya aku meninggalkan kamar.
          Mobil Range Rover Sporty warna hitam itu masuk ke halaman dorm. Seorang laki-laki dengan rambut ikal yang di pushed back keluar dari mobil.
          “Hey, Riana! Wow, you look fabulous”puji Harry ketika dia menghampiriku.
          “Hey, Harry! Thanks and you look cool”aku balik memuji. Sebenernya, he’s truly cool. Dengan kaos putih tipis yang dibalut blazer warna hitam. Jeans warna hitam dan vintage shoes warna coklat bikin semua orang yang lihat tambah meleleh.
          “Ready, little princess?”tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Aku mengangguk sambil menyambut tangan Harry.
          Mobil Harry melaju pelan di jalanan London yang penuh gemerlap lampu. Harry terus mengutarakan jokes-jokes-nya. Terkadang dia menyanyi kecil waktu Radio memutarkan lagu-lagu hits.
          “Kalau boleh komentar, kamu selalu bisa buat cewek terpesona sama kamu ya”komentarku. Harry tertawa kecil, “Incluiding you, huh?”. “Ha? Me.. Umm..”aku tergagap. Harry makin tertawa keras. “A girl who don’t like you it’s girl who have blind eye”ucapku akhirnya. “So, do you start like me?”tanya Harry yang kini enggak lagi ketawa tapi tersenyum manis yang membuat jantung serasa copot. Aku masih terdiam. “Say something please. Don’t be so awkward”protes Harry. “Um.. If I start like you. Would you start like me?”tanyaku ragu. “Actually, I did it”ucap Harry tegas dan tanpa keraguan. Aku masih tercengang. Harry melirik ke arahku, tangan kirinya memegang tangan kananku, “I’m sorry if I make you shock”. Aku menggeleng, “No. You’re not”
          Mobil Harry berhenti di sebuah restoran Italia dengan nuansa yang kekeluargaan. “They waited for us”ucap Harry sambil menggandeng tanganku. Di dalam di sebuah meja besar berbentuk lingkaran di pojok resto, 4 cowok dan 3 cewek duduk. “Hey, guys!”sapa Harry. “I’m sorry, we late”lanjutnya. “No problem, Hazza. So, she’s girl that you told me last night”ucap Liam. Harry mengangguk, “Okay, it’s Riana. She’s backpacker from Indonesia”Harry memperkenalkan aku ke semua orang. “Hey, Riana!”sapa semuanya dengan ramah. Harry lalu mempersilahkanku duduk. “Thanks”ujarku. Harry tersenyum. Aku duduk diantara Niall dan Harry.
          Makanan demi makanan tersaji. Mulai dari pasta,salad sampai gelato. Semua udah siap untuk pulang. Zayn sama Perry katanya mau jalan berdua dulu. Louis mau nganterin Eleanor dulu. Liam sama Danielle katanya mau beli makanan anjing buat anjing mereka, Loki. Tinggal aku,Harry dan Niall.
          “Harry, can I back home with you?”pinta Niall. Harry melengos dan melihat ke arahku untuk meminta pendapat. Aku mengangguk.
          “Okay, But you will give me some food in your home”ucap Harry. Niall mendengus kesal. “Or I’ll not accompany you,Horan”ancam Harry. “Okay okay”Niall mengangkat tangannya, menyerah akan ancaman Harry.
          Niall membuka pintu flat-nya. Flat yang amat sangat rapi buat cowok kayak Niall yang super sibuk. Aku dan Harry duduk di sofa. Niall datang sambil membawa semangkuk besar popcorn dan a bunch coke cans.
          “Um.. How about if we watch movie?”ajak Niall. “I have a new movie. You will like it”lanjutnya sambil mengubrak-abrik rak berisi DVD.
          “This”ucap Niall sambil memperlihatkan sebuah DVD berjudul ‘Sinister’.
          “Is that scary movie?”tanyaku. “It’s not scary as it seems”ucap Niall.
          Aku melirik Harry, “Okay, we can watch now”ucap Harry sambil membuka sekaleng coke dan memberikannya untukku.
          “If you afraid, you can hug me”bisik Harry. Aku memukul lemah bahu Harry. Harry tertawa sambil mengacak-acak rambutku.
          Film pun mulai. Sepanjang film, aku cuma memeluk lututku sambil terkadang menutup mata dengan bantal.
          “Where you going?”tanya Harry ketika aku mau ke kamar mandi. “I need go to toilet”ucapku. Niall menengok. “Riana be carefull, I saw something in there”ucap Niall dengan wajah mistis. “Damn you, Niall!!”ucapku sambil melemparkan bantal sofa yang ada di sebelahku. Harry dan Niall tertawa. “Mau aku temenin?”tanya Harry. Aku menggeleng.
          “Why you are so fast? Are you run?”tanya Niall setibanya aku di ruang TV. Aku hanya nyengir. Aku menikmati lagi film itu. Sesekali aku berteriak di dalam bungkaman bantal. Tangan besar Harry senantiasa menggenggam erat tanganku. Kepalanya begitu dekat dengan kepalaku hingga aku bisa merasakan nafasnya.
          Film selesai. Harry mengajakku pulang sebelum Niall memintaku untuk melanjutkan menonton ‘Grease’. “I’ve watch the movie a hundred times”ucapnya yang diikuti seruan Niall yang protes.
          “So, is it fun?”tanya Harry sesampainya di dorm. Aku mengangguk,”Thanks for this night”. Harry tersenyum lebar. Aku turun dari mobil. “So, good night Hazza”ucapku. “Good night, Riana”balasnya. Kami berdiri canggung, saling menunduk. Ada sesuatu diantara kami yang ingin kami utarakan satu sama lain tapi terlalu bingung gimana menyampaikannya. “Um Harry”. “Riana..”. Aku dan Harry berbicara berbarengan. Kami saling memandang, remang malam di halaman dorm enggak bikin aku nggak bisa lihat mata hijau Harry. Mata itu menatap mataku, memberikan ketenangan dan ketulusan. “You first”ucapku. Harry menarik nafas,
          “About something that I told you in car…”
          Aku mulai menahan nafas.
          “It’s really true not fake or bullshit. I was met you in 24 hours but I felt so comfortable when I’m beside you. I knew its too fast but I just want you to know. That’s it. Kamu gak harus menjawab apa-apa”
          Pipiku memerah,ototku menegang, aku merasa ada kupu-kupu di perutku. I feel so numb.
          “Riana? Are you okay?”tanya Harry penuh khawatir. Aku menyadarkan diriku dan tersenyum. “I’m really okay. And about that, I felt same with you”ucapku.
          Harry tersenyum dan mencubit pipiku. “Thanks little princess”ucapnya sambil mencium keningku. “Good night. By the way, Tomorrow aku mau ikut kamu jalan-jalan, boleh?”pintanya. Aku mengangguk, “Of course, Pick me at 7 in the morning. Don’t be late”. Harry mengangguk, “Okay, Bye”. Harry masuk ke mobilnya membunyikan klakson sekali dan meninggalkanku yang tengah melambaikan tangan dengan penuh rasa campur aduk.
          Aku menutup pintu kamar masih dengan senyum lebar terkembang. “How’s your night, Riana?”tanya Hailey yang sedang duduk menghadap cermin. Pakaiannya rapi, sebuah maroon mini dress. “One of my best night, ever”ucapku. “And where will you go?”tanyaku. Hailey menoleh ke arahku yang duduk melepas flat shoes-ku. “Um… I got a date with a boy”ucap Hailey dengan wajah bersinar. Knock..Knock. Aku membuka pintu kamar, seorang cowok berdiri dengan kemeja dan jeans. “Is it Hailey room’s?”tanya cowok itu. Aku mengangguk. “Hey, Dylan”sapa Hailey yang berdiri di sampingku. “Riana, I’ll go. Good night. Bye”pamit Hailey. “Okay, take a care Hailey”balasku.
          Pagi ini, aku sudah bersiap di lobby dorm. Duduk sambil membaca Koran pagi. Sebuah mobil sedan two seat merk Audi berhenti di halaman. Seorang cowok dengan hoodie,jeans dan T-shirt lambang Rolling stones warna hitam keluar.
          “Hey, petité girl”sapa Harry sambil mengacak rambutku yang dikucir ponytail.
          “Hey, curly boy”balasku.
          Aku dan Harry masuk ke mobil. “Shall we go now?”tanya Harry. Aku mengangguk.
          “Where will we go? I don’t have any idea”ucapku.
          “Actually, I have a practice with band. Do you mind if we go there? Just a hour”pinta Harry.
          “Okay, it’s sounds really fun”jawabku. Harry tersenyum dan membelai rambutku.
          “You can sit in here. I’ll be right back”suruh Harry. Aku duduk di sofa berwarna coklat yang menghadap ke tempat The Boys latihan. Harry duduk di salah satu kursi sedang berbicara dengan Louis.
          “Hey, Riana”sapa Zayn yang baru datang. “Hai, Zayn”balasku. Zayn duduk di sebelahku membenarkan tali sepatunya.
          “I think Harry really like you. He’s say that to me last night. FYI, He’s really cute and can treat girl right. It’s not like he seems”terang Zayn. “You’re lucky girl”lanjut Zayn sambil menepuk bahuku dan berjalan menuju yang lain.
          Aku berpikir sejenak. Tentang omongan Zayn dan Liam. Tentang perasaan Harry dan omongannya semalam. Harry bukan orang yang sekadar ganteng dan mengandalkan ketenarannya. Dia tipe seorang cowok yang karismatik dan sayang keluarga.
          “Hey, what do you think about?”suara Louis mengagetkanku. “Nothing”jawabku sambil tersenyum. Louis memberiku sebotol air mineral. “Thinking about your feeling to Harry, huh?”tanyanya seakan bisa membaca pikiranku. “He is not a playboy like everyone said. I think you’re so perfect for Harry even I’ve met you unless 24 hour. But I believe it. So, don’t be lie with your heart”lanjutnya sambil tersenyum. Louis meninggalkanku menuju arah member 1D lainnya.
          “How’s your practice?”tanyaku ketika Harry menghampiriku setelah selesai menyanyikan lagu terakhir di latihan ini, Little Things. Harry melemparkan dirinya ke sofa, “Fun because you’re here”godanya. Aku tertawa, “Stop, tease me Hazza”protesku. Harry tertawa,”Apa komentarmu buat penampilan tadi?”.
          “It’s really awesome. I really felt all of you sing for me”jawabku sambil menengok untuk melihat wajahnya.
          “Actually, I sang for you”ucap Harry sambil menatap mataku. “Oh.. it’s almost afternoon. Shall we go before the park is so crowd?”ajak Harry sambil menggandeng tanganku.
          “Bye,guys”pamitku ke Louis,Liam,Zayn dan Niall.
          “Kamu mau ngajak aku kemana?”tanyaku di mobil. Harry tersenyum misterius, “Aku mau ngajak kamu ke tempat favoritku”.
          Mobil Harry melaju di jalanan London. Mobil berhenti sebuah parkiran di dekat taman. Hyde Park. Taman besar di tengah London. Aku dan Harry keluar dari mobil. Harry menggandeng tanganku. “Do you want ice cream?”tawarnya. Aku mengangguk. “What’s your favorite flavor?”tanyanya. “Chococips and oreo, please”pintaku. Harry menggandengku berjalan ke arah ice cream van.
          “It’s for you”ucap Harry sambil menyerahkan sebuah ice cream cone rasa chococips and oreo sedangkan Harry memilih Chocolate and blueberry.
          Aku dan Harry berjalan memasuki taman. Berjalan di jalan setapak taman di bawah rimbun pohon. “Why do you like this park?”tanyaku sambil menjilat bagian ice cream-ku. “Disini sejuk, sepi dan damai. It’s make me always think positive. Aku biasa tiduran di atas rumput, thinking about life,universe and I everything that make me wondering”jelas Harry. Aku berhenti, memandang mata Harry. “I love you”ucapku, spontan. Entah apa yang aku pikirin kenapa bisa ngelakuin itu. Harry tersenyum, “I love you too”. Kami berdua tersenyum

          “Look at sky. It’s seems like rabbit”ucap Harry sambil menunjuk ke langit. Aku melihat ke atas. “And look! It’s seems like you with your curly hair”ucapku sambil menunjuk awan yang berbentuk seperti Harry. Harry bangun dari tiduran di rumput, menggelitik pinggangku. Spontan aku ketawa ngakak, “Stop it! Or I will punch your face”ancamku. Harry berhenti, “I don’t want you punch my face. It makes my handsome face disappear”. Aku tertawa.
          “Riana, what will you do in 10 years after now?”tanya Harry,tiba-tiba. Aku berpikir sejenak.
          “Maybe, I graduate from University,Get a job,Marriage,Have a child and Live happy after”ucapku. “And you?”tanyaku balik sambil melihat wajah Harry. Harry mengendikkan bahu, “I don’t know”. Aku berpikir sejenak. Aku mengambil sebuah notes dan menyobek 2 lembar kertas juga mengeluarkan bolpen.
          “Tulis 5 keinginanmu. Gak boleh lebih atau kurang”pintaku ke Harry sambil memberikan selembar kertas dan bolpen. Harry mengambilnya dan mulai berpikir.
          “Finish?”tanyaku. Harry mengangguk. “Save it”suruhku. Aku mengambil bolpen dari Harry dan menulis 5 keinginanku.
          “Now, read it”ucapku. Harry mulai membaca dari nomor 5.
          “Fifth,Buy a new house and car”
          “You can”komentarku.
          “Fourth, I want to be succesfull”
          “You did it now. You’re famous”komentarku.
          “Third, Always with my bestfriend in 1D”
          Aku tersenyum.
          “Second, makes my parents really proud of me”
          “I think they proud of you, now”ucapku.
          “And first, Marry with my little girl and have a happy life with my family”ucapnya sambil menutup kertas dan melihatku. “An the little girl is you”tambahnya. Aku tersenyum, mungkin sekarang pipiku semerah apel.
          “Now, read yours”suruhnya. “Okay..”aku menarik nafas.
          “Fifth, I want graduate from University that I wanted”
          “You will, you’re smart girl”ucapnya.
          “Fourth, Dapetin pekerjaan dimana aku bisa menolong orang lain”
          Harry tersenyum, “Best dream I’ve ever heard”
          “Third, Buy a new house and a car for my parent”
          Harry tersenyum sambil mengangguk-angguk.
          “Second, make my parent proud of me. Because I always make them so worry and angry”
          “You can do it, sweetie”
          “First, With my real man in Juliet’s house when I’m 22 and now I’m 18 so it’s 4 years from now”aku menutup kertasku. “The last is my dream since I met you”
          “What’s date your birthday?”tanya Harry. “29th July”jawabku. “I’ll be wait you in Verona when you’re 22”ucapnya. “Really?”aku meminta kepastian.
          “Pinky promise”ucap Harry sambil menunjukkan jari kelingkingnya.
          “Pinky promise”aku menautkan jari kelingkingku dengan milik Harry.
          Aku membereskan pakaianku ke dalam tas besarku. Malam ini, malam terakhir di Inggris. Besok sore, aku balik ke Indonesia. Rasanya berat meninggalkan sekian banyak kenangan dan teman disini.
          “Are you gonna leave tomorrow?”tanya Hailey yang baru keluar dari kamar mandi. Dia duduk di pinggiran kasurku.
          Aku mengangguk. “Oh God, I’ll miss you so much. You like my little sister”ucap Hailey sambil memelukku. Ada setetes air mata di pelupuk mata birunya. Aku memeluk Hailey balik, “Thanks for everything, for your help, Hailey”ucapku. “Never mind, honey”ucap Hailey lalu melepas pelukannya.
          “Apa kamu udah bilang sama cowok itu kamu bakal balik besok?”tanya Hailey. Aku menggeleng. “It’s better if you say now”sarannya.
          Aku bergegas mencari taksi menuju flat Harry. Flat Harry terletak di pinggir London, tempat para flat mewah.
          “Thanks sir”ucapku ke sopir Taxi ketika aku sampai di depan sebuah flat.
          Knock…Knock… “Yeah! Wait”sambut suara di dalam rumah. Pintu terbuka. Harry dengan rambut acak-acakan dan baju rumah keluar. “Riana, Come in”suruhnya. Aku masuk ke rumah, duduk di sofa biru di ruang TVnya. Harry datang sambil membawa 2 cangkir teh. “It’s Louis favorite tea, Yorkshire tea”ucapnya. Harry duduk di sebelahku. “What’s wrong? Why you look so sad?”tanyanya sambil membelas rambutku. “I will leave tomorrow”ucapku lirih berusaha Harry tidak mendengar. “Tomorrow you leave?”tanya Harry balik. Dia berusaha meminta keterangan. “Please stay, you can stay in my home”pintanya. Aku menggeleng lemah, “I can’t. I must go to school”. Harry melengos, “But please, just a week. I’m just met you in 5 days and you’ll leave?”
          “I’m so sorry, but I can’t stay”ucapku seraya menggengam tangannya. “I never forget you and I promise I never move on”janjiku sambil mengacungkan kelingkingku. Harry menautkan jari kelingkingnya. “Pingky promise”ucap kami berdua. Kali ini dia tersenyum, aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Mencium aroma parfum Harry untuk terakhir kalinya.
          “I promise. I’ll call you and write you an e-mail”ucapku. Harry mengantarku ke bandara. Dengan pakaian santai yaitu T-shirt  lengan pendek yang digulung warna biru, jeans dan Converse. “No, you just promise to won’t forget what we had it all,okay?”pintanya. Aku mengangguk, “I never forget”. Suara pengeras suara bandara berbunyi menyuruh penumpang buat masuk pesawat. Aku menatap mata hijau Harry, “See you next time, my curly”. Harry tersenyum, mencondongkan kepalanya dan aku tahu apa yang akan dia lakukan. Aku segera menempatkan jariku di bibirnya dan menggeleng. Akhirnya ia mendaratkan itu ke kening dan pipiku. “Take care, my Asian Princess”. Aku mengangguk, melambaikan tanganku hingga Harry tersembunyi di balik ribuan manusia di bandara.
          Happy Birthday To Me!! I’m 22 now and I’m in Verona, Italy.
          Pagi ini, aku berjalan menuju Casa Di Guiletta alias Rumah Juliet. Masih sebagai seorang backpacker tapi sekarang aku udah lulus kuliah dan kerja sesuai keinginanku. Number 5 and 4, checked.
          Masuk ke Casa Di Guiletta, aku disuguhi banyaknya tamu di sini. Para perempuan dari seluruh dunia berkumpul jadi satu di sini. Menulis surat yang berisi curahan hati mereka ke Juliet.
          Siang beranjak sore. Matahari musim panas lamat-lamat mulai berkurang panasnya. Para pengunjung sudah mulai sepi. Aku berjalan, memperhatikan deretan surat yang tertempel di dinding Casa Di Guiletta. Kembali ke memory 4 tahun lalu. Musim panas di London. Liburan pertama ke luar negeri yang paling berkesan.
          “Do you wait for someone?”tanya sebuah suara serak dan berat.Suara yang selalu aku ingat. Aku menoleh, seorang laki-laki berambut ikal berwajah manis tersenyum ke arahku. Wajahnya masih tetap sama tapi ada kedewasaan yang tumbuh seiring bertambahnya umur. Laki-laki itu menggunakan kaos coklat yang dipadu kemeja biru dan jeans. Sneakers kesukaannya masih ia pakai.
          “You!”ucapku masih kaget. Kaget bahwa ia tidak lupa akan janjinya. Sebuah Pinky promise 4 tahun lalu.
          “Me!”jawabnya sambil tertawa. “How are you?”tanyanya. “I’m amazing. You?”tanyaku balik. Dia tersenyum, “I’m really amazing”. Ada jeda panjang diantara kami. “So, I fulfill my promise”ucap Harry memecah kesunyian. “You did it”jawabku ada semacam perasaan amat senang ketika aku mengatakannya.
          “I have a special gift for you”ucap Harry. “Really?”tanyaku. Harry tersenyum. Ia berlutut di bawahku, “Do you still love me?”. Otomatis aku mengangguk, “Of course yes”. Harry mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, “Will you marry me?”. Pertanyaan Harry singkat, padat dan jelas. Aku tersenyum dan mengangguk. “Say something, please”pinta Harry. “Yeah, I will marry with you”jawabku akhirnya. Harry berdiri memelukku dan mencondongkan wajahnya mendekatiku. Aku menekan bibirnya dengan telunjuk dan menggeleng. Sebagai gantinya, aku mencium 3 jariku dan meletakkannya di bibir Harry.
          ‘No kisses until we get marriage”ucapku. Harry tertawa,”Okay, miss Styles”. Aku dan Harry tertawa bersama. Ia menautkan tangannya ke jari tanganku. Bersiap melindungiku ketika aku menjalani hidup baru bersamanya.       

Gimana? Maaf ya kalo maksa ceritanya. I'll be back with more better story. Makasih udah mau baca :))

Ciao.





         

JacksGap

Mungkin ada yang pernah denger atau tau nama JacksGap. Yup, He's Youtuber. JacksGap dengan nama asli Jack Harries. Cowok asal London (British men!!!) ini mulai aktif di Youtube tahun 2011. Jack enggak sendiri He has a twin. Namanya Finn Harries. Finn lebih tua 2 menit dibanding Jack. Mereka punya muka hampir sama persis tapi banyak yang bilang Finn lebih ganteng dari Jack._.Okay, as usually Youtuber itu  isinya nge-post coveran lagu atau nari atau baca puisi atau Harlem Shake-an. But, Jack is different. Dia nge-post tentang apa yang dia lakuin. Mulai dari nge-cover lagu, nge-lakuin hal aneh dll. Kayak slogannya, Five minutes in your life that you won't get back. Dia juga sering nge-jawab pertanyaan di Twitter lewat Video "Ask Jack"  atau kalo mau ngirim hadiah bisa kok. Mereka bakalan buka dan bisa diliat di Video "Twin Mail". Aku paling suka opening sound-nya "Twin Mail" :))

Jack lahir tanggal 13 Mei 1993. Ayahnya seorang Producer acara televisi dan Ibunya seorang Novelis. Sebenernya Jack sama Finn itu seorang artis. Membintangi acara komedi di salah satu channel di UK. Kalo mau lihat videonya bisa langsung liat di channelnya dengan keyword JacksGap.

Keuntungan yang bisa dapet selain bisa lihat British boys seganteng mereka, kita bisa belajar Bahasa Inggris dengan British slang secara gak langsung.

The Twin. Left, Finn. Right,Jack.
Silakan dipilih mau yang mana? :p
                                                   Finn's smile and Jack's reaction




Video dimana Jack bilang dia punya kembaran.



The twin went to New York.



"Twin Mail" Video

Finn here!! (Atau mungkin Jack)

Yang ekspresinya aneh itu Jack (Kayaknya ._.)

Skater boy, Jack

Twin's Journey


Say hi to Finn!!

Bagian dari Video baru Jack.
Say cheese!!

Check their site!
Jack's : - Tumblr : jacksgap.tumblr.com
            - Twitter : @JacksGap
Finn's : - Tumblr : finnharries.tumblr.com
            - Twitter : @FinnHarries

Cukup disini pos kali ini. Have great days, people! Ciao :))