Senin, 11 Maret 2013

Lol, It's Me And Them And Maybe You





































From Spring To Winter (Niall Love Story)


 Sekarang aku bakal nge-post tentang Niall Love story. Karena lumayan banyak pake Bahasa Inggris. Maaf-maaf aja ya kalo grammar sama vocabnya ancur soalnya Cuma mengandalakan kamus elektronik dan otak hehehhe :)) Hope you enjoy the story guys. Love you so much xoxo
          Mullingar,Ireland 2009 (Spring).
          Malam ini, aku duduk di sudut ruangan. Menikmati musik sendirian disaat yang lainnya berdansa bersama pasangannya di acara pesta dansa sekolah. Pesta dansa pertamaku dimana saat ini aku sendirian tanpa pasangan. Aku Riana, cewek Indonesia yang saat ini harus terpaksa tinggal di Irlandia. Mengikuti jejak Papaku yang harus kesini. Ditanganku segelas minuman dingin tinggal setengah. Aku memang dari tadi gak beranjak dari tempat dudukku. I felt like I’m a wallflower.  Hingga mataku bertemu mata biru itu. Mata milik seorang cowok blonde dengan muka unyu yang saat itu sedang berbicara dengan teman-temannya. Hatiku tersentak. Pandanganku kuedarkan ke penjuru ruangan lain. Hingga… aku melihat cowok itu datang ke arahku. Jantungku berdegup. Dan… cowok itu hanya mengambil minuman di meja sebelahku.Pffft… Aku menarik nafas panjang. “Hey!”sapa sebuah suara. Suara yang berasal dari sebelahku. Kupalingkan wajahku kesana. Lagi-lagi mataku dan mata biru itu bertemu. “Hey”jawabku. Cowok berambut pirang itu berjalan ke arahku. “Wanna dance?”ajaknya. Aku gugup, belum pernah aku nyoba yang namanya dansa, “No, thanks. I can’t dance hehehe”tolakku. Dia tersenyum. Senyum manis dengan gigi yang tidak rapi, “C’mon. Just try it!”paksanya. Aku menurut, dia memberikan tangannya. Aku meraihnya. Kami berjalan menuju lantai dansa.
          “What’s your name?”tanyanya.
          “I’m Riana. And you?”, dia melingkarkan tangannya ke pinggangku.
          “I’m Niall Horan. Just call me Niall. Um… I never see you before, What class are you?”,aku melingkarkan tanganku ke lehernya.
          “Actually, I’m a freshman. I’m class 10. How about you?”. Jarakku dan dia begitu dekat sampai-sampai aku bisa melihat kejernihan mata biru itu.
          “So,you’re my junior. I’m class 11”ucapnya.
          Aku dan Niall kembali diam. Diam-diam aku menghitung langkahku dan juga detak jantungku.
          “Ouch”ucapnya agak keras. Tanpa sengaja, aku menginjak kakinya.
          “Oh, sorry sorry. It’s my regret”ucapku merasa bersalah.
          “Hahahaha…No problem,  lets finish it and put the drinks, kay?”ucapnya sambil tertawa. Aku mengangguk kecil. Aku dan Niall meninggalkan lantai dansa. Dan… tangannya masih memegang tanganku. Kami menuju meja makanan.
          Aku mengambil banyak sekali makanan, mulai dari cake,crackers,sampai fruit salad. “Wow, are you hungry”tanya Niall. “Not yet, but it’s my portion hehehe”ucapku sambil memasukkan chocolate truffleku. “I love seeing girls when she eat. It’s so ridiculous hahhaha”ucapnya sambil tertawa. “Do you think I’m ridiculous?”tanyaku sambil cemberut. “Not really,Hey! don’t show me your duck face it’s make you more ridiculous hahahha”Niall makin tertawa. Aku melahap cracker terakhirku, “Do you like eat?”tanyaku ke Niall. Dia nyengir, “I’m not just like eat but I love eat”. “But, why you’re not eat now?”tanyaku lagi. Dia meminum cokenya, “I will show you”. Niall mengambil banyak sekali makanan, mungkin hidangan di meja itu hampir habis. Dia memakan semuanya tanpa sisa.
          “Are you full up?”tanyaku masih geli sendiri liat porsi makan Niall. Dia menggeleng kecil. Mulutnya penuh dengan crakers. Lucu.
          Pesta dansa sudah selesai, beberapa orang sudah mulai meninggalkan school hall  tapi ada juga yang masih tinggal disana . Aku berjalan menuju jalan raya untuk mencari taksi. “Hey Riana! What are you doing in there?”teriak Niall dari belakang. Dia berlari kecil ke arahku. “I’ll back to home. Why?”jawabku sambil membenarkan cardiganku. Malam ini lumayan dingin, angin musim semi menggerakkan daun-daun cemara membawa sisa-sisa udara musim dingin. Cardiganku gak bisa melepaskan rasa dingin itu. “Can I accompany you?”tanyanya. Aku mengangkat alisku memberi isyarat are you really?. “If you don’t mind”ucapnya lagi. Aku mengangguk.
          Aku menggesekkan-gesekkan tanganku berusaha menghalau rasa dingin masuk ke tubuhku. “You’re seem like you’re freeze. Are you okay?”tanya Niall. “I’m not sure. It’s so cold”ucapku sedikit gemetaran. Niall melepaskan jas hitamnya, “Wear it”. “How about you?”tanyaku sedikit tidak yakin. “I’m strong enough”ucapnya tegas. Niall mengapai tanganku, memegangnya dan memasukkannya ke saku celananya, “Is it more warm?”. Aku tersenyum dan mengangguk kecil.
          Taksi akhirnya datang. Suhu di taksi udah mulai menghangat karena penghangat udara. Jalanan Mullingar masih menunjukkan nyawanya. Mullingar masih bangun. Lampu kota yang temaram membawaku hanyut dengan rasa kantukku. Aku tertidur. “We arrived!”ucap Sopir Taksi. Aku terbangun dari tidurku. “Hey, sleeping girl!”ucap Niall. “Hey, Um… Thanks for accompany me.”ucapku, “And thanks for the coat”kataku sambil menyerahkan jas Niall. “Urwell”dia mengambil jasnya. Aku keluar dari taksi. Aku berjalan menuju rumahku. “Good night Riana. Nice to see you”ucap Niall dari dalam taksi. Aku berbalik, muka Niall terlihat dari kaca taksi yang terbuka setengah dengan senyuman besar di wajahnya. “Good Night Niall, Nice to see you too”aku menjawab sambil menyunggingkan senyum.
          Mullingar, 2009 (Summer)
          Beberapa bulan setelah pesta dansa musim semi itu, aku semakin dekat dengan Niall. Mulai dari makan siang bersama,jalan sore di sekitar pertokoan kota,atau hanya sekadar duduk berdua di taman kota. Mungkin kalian pikir kami menjalani suatu hubungan. Bukan, kami hanya dua cucu Hawa dan Adam yang tidak bisa mengungkapkan perasaannya saat itu. Kami terlalu takut untuk mencintai,memiliki ,dan ini yang kami paling kami takuti yaitu kehilangan. Semua orang tau aku menyukai Niall begitu juga Niall juga menyukaiku. Tapi, kembali ke alasan tadi kami terlalu takut kehilangan.
          Musim panas di Mullingar adalah suatu saat yang paling indah. Semua orang berkumpul di taman kota menikmati sun bathing yang jarang mereka nikmati. Anak-anak kecil bermain di sekitar air mancur atau memakan es krim mereka.
          “Riana, I’m so confused about our relationship”ucap Niall tiba-tiba. Hari ini aku dan dia sedang menikmati hari cerah musim panas. Duduk di sudut coffee shop .Menikmati liburan sekolah yang panjang.
          ‘I knew that you like me and I like you too. But, Are we just friend or more?”lanjutnya. Dia meminum ice lattenya. Aku menelan ludah, ini pertanyaan yang selalu aku ingin tanyakan kepada Niall tapi selalu aku tahan. Dan hari ini, dia mungkin sudah kehabisan kuota untuk menahannya.
          Aku menarik napas panjang, “But, you never asked me to be yours”. Niall diam, ia menyenderkan kepalanya ke sofa café. Aku mengendarkan pandanganku keluar. Melihat beberapa pasangan berjalan sambil tertawa lebar, itu hal yang sama seperti aku dan Niall lakukan. Dan sekarang, kami berdua gak tau apa hubungan yang kami jalani ini.
          Niall berdiri,berjalan ke arahku lalu menunduk di hadapanku. “What are you doing Nialler?”tanyaku ke Niall. Niall tersenyum, “You said that I never asked you to be mine. Now, I will ask you”ucapnya. Dia meraih tanganku, “Will you be mine?”. Aku tersentak, dia membuktikkannya. “Yes!”ucapku. Dia mencium tanganku pelan.
          “Now, I know what in relationship we are”ucapnya. Dia memberikan senyum manisnya, “I love you”. Aku membalas senyum lebar itu, “I love you too”.
          Mullingar, 2010 (Spring)
       Setahun sejak pertemuanku dan Niall dan beberapa bulan setelah kami memutuskan menjalani hubungan ini. Hari ini, dia mengajakku ke tempat makan favorit kami, Nando’s. Selama makan aku melihat raut muka Niall yang sepertinya penuh keraguan, gak seperti biasanya yang lahap saat makan dan selalu tertawa. Kali ini dia makan dengan pelan dan gak habis!!. Aneh, pasti ada apa-apanya ini kalau dia makan sampai gak habis. Apa dia sakit? Atau ada masalah? Aku masih memperhatikan Niall dengan pandangan  what’s wrong?.
          “What?”tanyanya saat melihatku memperhatikannya, “Why you looked me like that?” Lanjutnya. Aku tersenyum samar.
          “What’s wrong Niall? Tell me if you have problem”ucapku. Dia mengelap mulutnya dengan tisu, “Huffft… You can read my mind”. Aku tersenyum kecil. Dia tersenyum kecut,”Riana, I’m gonna join X-Factor UK Audition. I’m gonna reach my dreams”ucapnya. “Let’s join these audition. I’m support you”ucapku sambil memegang lembut tangannya. Aku tahu dia punya bakat menyanyi and I knew his dream is become to singer.
          “But, I’m afraid”ucapnya lagi. Bibirnya bergetar. Aku meremas lembut tangannya, “Afraid for what?”. Dia meletakkan tangannya di atas tanganku.
          “I’m afraid if I fail and I’m afraid if I lose you”ucapnya lagi. Kini dia hampir menangis. “No! Don’t say that. You never know if you never try Nialler”ucapku menguatkannya. “And I’ll be here, waiting you to win X-Factor. Reach your dream!”lanjutku. Dia tersenyum, “Tomorrow I will go to UK”ucapnya. Secepat itukah? Pikirku. Besok dia harus berangkat dan aku harus sendiri. Tapi, ini demi mimpi Niall bukan? Aku harus mendukungnya,membiarkan dia pergi ke UK untuk meraih mimpinya.
          Pagi ini, matahari dengan sinarnya mengawali hariku. Hariku yang akan sedikit hampa tanpa Niall. Ku lihat Greg, kakak Niall sedang mengeluarkan mobil. “Hi Riana!”sapa Mr.Horan yang sedang sibuk mengeluarkan beberapa tas. “Hi sir!”sapaku balik. Niall keluar dari rumah, memelukku hangat dengan senyumannya. “Hey! Are you ready?”tanyaku. Dia mengacungkan kedua jempolnya, “I’m ready!!”ucapnya keras. Aku tertawa, tingkah Niall memang sedikit seperti anak kecil. Polos dan lugu. Dan itu yang menyebabkanku menyukainya. “I will miss you so much Riana”ucapnya. Raut mukanya berubah sedih. “I will miss you so much too. Don’t be sad Niall, I’m gonna be okay”ucapku. Dia merangkulku,mencium jidatku pelan dan membelai rambutku. “I love you so much”bisiknya. “I love you more Niall”ucapku.
          “Niall!! We have to go now”teriak mrs. Horan.
          “Wait a minute, Mom!”teriak Niall.  “Let’s go Niall, you can leave the plane”ucapku ke Niall.
          Dia memandangku dengan mata biru itu, “Good bye Riana”
          Aku menatap mata biru itu, “Good bye Niall. Write an e-mail or letter and call me sometimes if you can,okay?”ucapku. Dia mengangguk. Tangan putih itu melepaskan pegangannya, sedikit terpaksa. Berjalan sedikit kuyu menuju mobil. “C’mon Niall!!! Show your spirit!!”teriakku. Dia berbalik dan tersenyum lebar. Aku tersenyum melihat Niall memasuki mobilnya. Mobil sedan itu berjalan pelan, kulambaikan tanganku. Hariku tanpa Niall dimulai.
          Mobile Phoneku berbunyi, sebuah SMS masuk. ‘Nialler’ sms dari Niall!! Kubuka pesan itu,
Riana, I have a good news for you!! I did it. Now, I’m X-Factor finalist. Next Saturday, it will publicate. Love you so much xoxo J
          Aku menangis, membayangkan bagaimana seorang Irish Boy seperti Niall akan menjadi penyanyi hebat. Aku berharap dia tidak akan terhenti begitu saja.
Hey Niall!! OMG, You did it! Congrats! I always pray for you. I hope you always strive for your best and pray to God. Love you so much xoxo Good luck J
          It’s Saturday night, aku sudah stay tune di depan TV. Menunggu seorang yang dari tadi aku tunggu. Hingga… It’s Niall Horan! Niall dengan sedikit gugup masuk ke panggung menggunakan kemeja merah kotak-kotak. (Liat video ya)

          Once more, a waterfall turns from my eyes.
          Mullingar, 2010 (Fall)
          Tepat setahun ketika kalimat itu muncul dari Niall. Aku duduk di pojok Nando’s melihat keluar jendela menikmati gugurnya daun pohon ek yang menguning. Sesekali terdengar bisikkan pelayan Nando’s, “That’s girl  always came here with Niall Horan”. Mobile Phoneku berbunyi, sebuah pesan dari seseorang yang aku sudah tahu siapa.
Happy 1ST Anniversary to Us. I wish it will forever. I always love you xoxo J
          Sebuah pesan pendek dari Niall. Kututup pesan itu tanpa ada hasrat ingin membalasnya. Kutatap secarik kertas yang sedari tadi ada di depanku. Kutulis semua rasa yang kupendam beberapa bulan ini.
          “Hi Greg!!”sapaku ke Greg ketika aku bertemu dengannya di grocery. “Hey Riana”ucapnya ramah. “Greg, can you give this to Niall”ucapku sambil mengeluarkan sebuah kotak kecil dari tasku. “Okay, maybe tomorrow I’m gonna to UK”ucap Greg sambil mengambil kotak itu dan memasukkanya ke tas. “Thanks”ucapku lagi. “Urwell”jawabnya. Greg berjalan menjauh menuju kasir. Sedangkan aku masih terdiam.
**Niall P.O.V**
          Today it’s my first show with One Direction. Yeah, now I’m with Zayn,Louis,Liam ,and Harry. We founder by Simon Cowell. We called this band ‘One Direction’ because we have same dream, to be professional singer. Now, I’m so confused why Riana don’t reply my messages and e-mail since our 1st anniversary. Is she sick or what?
          “Hey Niall!!”said my brother, Greg. I rolled my eyes to him. He brought a box. “This from Riana”. Why she gave me a box?
“What is that?”I said to Greg.
“I don’t know. Good luck for your performance brotha”, Greg leaving me.
I open the box. I feel something wrong with Riana when I opened the box. There is some our photos and a LETTER!! I see the photos. Photos when me and Riana go to Dublin together,when we swam at waterpark and when we were just sat under tree. These memories, I miss them and her. I open the letter carefully. Riana wrote it so neat and I can see some tears printed. I start read.
Dear Niall,
Long time not see you. I miss you more than I can felt. How are you?  I hope you’re pretty cool there. I’m a bit pretty amazing in here. I think you will be superstar. I always heard about you and your new band ‘One Direction’ talked by girl in Mullingar hehehe. You’re famous now. Ouch, You have some greetings by Nando’s waiters. They always asked me “When you will come to Nando’s again?”
Dear Niall,
I miss our memories. I miss your wide grin. I always miss your face when you’re ate. I miss all of you. Sorry, I’m not replied your messages. It’s my regret.
Dear Niall,
I know it’s hurt to do long distance relationship. But, I always felt empty when you’re not here. And sometimes, I felt we will break up. I know it’s hurt for you. But, I feel this too. It’s my decision. I know it’s so selfish
Dear Niall,
Sorry for hurting your heart. You know what, actually I still loved you. And, it’s not just bullshit. I’m just not enjoyed this long distance relationship. It’s doesn’t mean we are gonna stay away each other after breaked up. I always pretend that you’re my boy best friend.
Dear Niall,
I gave you some our photos, to make you always remember me. I keeps some our photos too and one of our best photos in my wallet. Good luck for you concert and your band, I always pray for your best. I’ll be wait for your victory, Okay?
Sincerely,
Your girl best friend

(Riana)
My tears turn from eyes. She wants a break up. I know she’s not enjoyed this, I can feel it.
“Are you crying Niall?”Liam said to me. Now, he sit next to me. “Are you break up with your girlfriend?”he continous.
“I think so”I said clearly.
Now, the show must go on. I don’t want my performance will be bad. I’m gonna show to Riana, I can be a singer with this band. I promise Riana, I will give you a victory.—
London, 2012 (Winter)
Aku berjalan di sepanjang trotoar pertokoan di London. Ini musim dingin pertamaku sejak aku pindah dari Mullingar. Aku pindah kesini karena kau harus melanjutkan kuliah di London.
Salju turun menutupi jalanan aspal dengan mobil-mobil yang berjalan pelan karena jalan licin. Aku memasuki salah satu mall di situ. Aku ingin menghangatkan tubuhku sejenak. Kulihat banyak sebuah advertisement di lobby mall.
Aku kaget, Niall kini sudah berubah. Dia berubah secara stylenya, tapi aku masih bisa melihat kepolosannya. One Direction kini menjadi suatu british invention di seluruh dunia. Semua orang tahu One Direction dan juga Niall. Selama ini, aku hanya melihat Niall di majalah,koran,atau televisi. Yeah, he’s changed.
Aku masuk ke toko music,niatku kali ini ingin membeli album One Direction kedua-duanya. Aku ingin mengenang Niall lewat album ini. Aku masih ingat, saat dia menyanyikan lagu Justin Bieber yang ‘One Less Lonely Girl’ dengan gitarnya di suatu siang di musim panas.
Aku mendatangi hall mall yang biasanya begitu luas kini seakan menjadi kumpulan ikan pindang. Semuanya menggunakan atribut tentang 1D. Aku seakan kecil diantara ribuan directioners , mereka tertawa,bernyanyi dan ketika the boys mereka berteriak sepuas mereka.
3 jam…2 jam… dan kini hanya sekitar 5 orang lagi di depanku untuk ke tempat the boys. Langkahku sedikit gontai,jantungku berdegup kencang. Orang masa lalu itu akan kembali lagi,masih ingatkah Niall kepadaku?
Yang pertama Louis, dengan pakaian stripes kesukaannya dia tersenyum ramah kepadaku, “Thank you for coming”. Dia memberikan dua album yang sudah ditanda tangani. Lalu Liam, Zayn,dan Harry. Aku harus menunggu lumayan lama untuk Niall. Dia pergi sebentar ke belakang panggung.
“Sorry for waiting me, I’m really need go to pee”ucap Niall sambil menanda tangani 2 album itu. “No problem,Glad to see you again Niall”ucapku. Dia mendongak memberikan 2 album yang sudah dia tanda tangani.
“Oh God, Riana?”ucapnya saat dia melihatku. Aku mengangguk. Dia masih ingat aku. Dia tersenyum lebar memperlihatkan giginya yang kini sudah rapi terbehel.
“Niall, hurry up”bisik Harry ke Niall.
“Can I beg your CD’s?”ucap Niall. Aku menyerahkan salah satu CDku. Dia menuliskan sesuatu disana.
“Thanks for coming Riana”ucap Niall sambil sekali lagi tersenyum lebar. Aku berjalan menjauhi kerumunan. Kubuka CD yang tadi ditulisin Niall.
Hi Riana!! Can you meet me at Starbuck now. I’ll be there after signing session. I want talk much with you :))
Aku duduk di pojokkan Starbuck menunggu Niall yang belum juga datang. Hot Latteku sekarang sudah habis. Hingga… seseorang memakai kacamata hitam dan juga hoodie biru datang ke arahku. Dia membuka kacamatanya, “I need some disguise hahha”ucapnya. Niall duduk di seberang,membuka buku menu dan memanggil pelayan. “Wanna latte again?”tanyanya. “Up to you”ucapku. Dia memesan 2 hot latte dan 2 red velvet.
“You still love latte,huh?”ucapnya. Aku tersenyum, “Like you can see”
Pelayan datang membawakan pesanan kami, dia menyeruput sedikit lattenya.
“How’s your life?”tanyaku sambil memasukkan sesendok red velvet.
“It’s so pretty amazing. How about you?”
“Same. Now, I live in here”. Niall sedikit kaget, “In London?”.
“Yeah, I am go to University of London”.
“Wow, congrats!! How about your love life?”tanyanya lagi.
“Always being single hahahaha”ucapku sambil tertawa kecil. “After we breaked up you never dating someone again,huh?”tanyanya lagi sedikit tak percaya. Aku mengangguk. Suasana menjadi awkward.
Niall mengantarku pulang ke flatku setelah acara pertemuan kami di Strabuck yang berlanjut makan malam di Nando’s. Menggunakan mobil barunya ia mengantarkanku,dulu aku masih ingat dia selalu menggunakan taksi untuk mengantarku pulang. Tapi dulu ya dulu but now everything has changed,right? Aku keluar dari mobilnya, dia mengantarku sampai ke depan pintu flat. “Thanks for the dinner”ucapku. Dia tersenyum, senyum yang sama saat dia masih seorang Niall si Irish Boy. “Urwell”ucapnya, “I have to go now. Good night”lanjutnya. “Good night”balasku. Niall berjalan menuju mobilnya.
‘Wait Riana!!”ucapnya keras saat aku membuka pintu flatku. Aku menoleh,”Ya?”
Dia sedikit berlari ke arahku, “Do you want to join a dinner with 1D tomorrow?”. Aku memasang wajah ragu. “Pleaseeee”pintanya seperti anak 5 tahun yang ingin es krim. Aku mengangguk sambil tertawa. “Big thankies Riana.”ucapnya. “You never change Niall”ucapku masih sedikit tertawa. Dia ikut tertawa,” I will pick you at 6 pm,kay?” Dia sekali lagi berpamitan. Tapi baru 3 langkah dia berbalik lagi, “Can I have your new phone number?”pintanya lagi. “Okay”jawabku sambil memberikan nomor telponku.
Jam sudah menunjukkan pukul 5.45 pm. Aku sudah bersiap dengan pakaianku yang seperti biasanya selalu simple. Toktok. “Wait a minute”ucapku sambil menali sepatu converseku. Niall datang membawa sebuket bunga mawar merah. “It’s for you”ucapnya. Aku mengambilnya, “Thanks Nialler. You more romantic now hahahaha”ucapku. Dia mengedipkan matanya. Aku makin tertawa lebar.
“You never change Riana. Your fashion and your personality”ucapnya di mobil. “You too but maybe your fashion a bit changed”jawabku. Mobil berjalan melewati jalanan kota London yang ramai karena sebentar lagi Natal. “Are you gonna back to Mullingar this Christmas?”tanyaku. “Of course yes, I miss Mullingar”ucapnya bersemangat.
Kami sampai di restoran tempat dinner. Kami memasuki restaurant itu, dan Niall menagandeng erat tanganku. “Hey Nialler. There is so much food in here”ucap Harry keras. “Nialler coming!!”ucapnya sambil menggeret tanganku. “Who’s that girl, your new girlfriend, huh?”tanya Zayn. Niall tertawa, “Actually, she’s my ex girlfriend but now she’s my best friend”ucap Niall. “You had girlfriend before?”ucap Harry sedikit gak percaya. Niall memasang muka ganas ke Harry. “What’s wrong?”Harry malah tanya balik.
          Niall menceritakan semuanya tentang aku dan dia ke the boys. “It’s really teenage love”ucap Liam. Kami berdua tersenyum. Jam 10 pm dia mengantarku pulang. “Thanks for dinner and accompany me”ucapku. “Urwell, and thank you for you too”ucapnya. “Thanks for what?”tanyaku sedikit bingung. “Thanks for back to in my heart”ucapnya sambil tersenyum. Aku tersenyum malu. Musim dingin pertama di London serasa musim panas 3 tahun lalu.
          Mullingar,2012 (Winter)
Pernak-pernik natal tersebar di semua sudut Mullingar. Aku kembali kesini. Menemani Niall yang rindu akan tanah kelahirannya. Sekarang, kami duduk di café biasanya ketika dulu kami masih bersama. Dan sekarang, kami bersatu lagi. Tapi buka berati kami pacaran ya. Kami sudah mengungkapkannya, bukan dari mulut ke mulut tapi dari hati ke hati. Hati kami yang berbicara. Sekarang kami sudah siap akan semuanya,mencintai,memiliki dan kehilangan. Karena kami sudah cukup dewasa. Dan sekarang, dia menatapku dengan mata biru itu dengan senyum itu dan dengan rasa itu.

Udah bacanya? Kalo udah komen-komen aja ya. Thanks for read ;))