Jumat, 07 Desember 2012

Niall Horan Love Story


Niall Horan Love Story
       “London!!”teriakku waktu baru aja keluar dari bandara. Hari ini aku adalah awal dari hidupku di Inggris. Di Negara ini aku dapet beasiswa dari Kedubes Inggris di Indonesia. Aku bergegas mencari taksi untuk menuju ke apartemen tempat tinggal sementaraku disini. “Good afternoon, miss. Apa anda perlu taksi?”tanya seorang sopir taksi, ramah. “Sure, sir”kataku membalas senyumnya. Sopir taksi itu memasukkan koper-koperku ke dalem bagasi. “Halo, Bunda. Ini Alika. Iya Alika udah nyampe”aku asik telponan sama Bundaku sampe tiba-tiba ada seorang cowok lari-lari dan dia masuk ke taksiku. “Bunda, nyampe sini dulu ya. Bye. Muah”aku mengakhiri percakapanku dengan Bunda. “Sorry sir. Ini taksi saya”kataku. Laki-laki itu masih terengah-engah. “Jadi, tujuan kita mau kemana miss?”tanya sopir taksi yang baru masuk. “Madis..”ucapanku terpotong. “Madison Apartement, sir”laki-laki itu memotong. “Okay, here we go”kata sang sopir. “Hey, It’s my taxi. Jadi, taksi ini hak saya. Walaupun kita punya tujuan yang sama tapi ini tetap hak saya”aku mulai marah sama laki-laki itu. “I’m so sorry. Aku butuh banget sama taksi ini. Aku abis dikejar-kejar sama orang. Ongkos taksi biar aku aja yang bayar”kata laki-laki itu sambil membuka kacamata hitam yang sedari tadi dipakainya. “Wait.. Are you Niall Horan?”tanyaku ke cowok itu. Iya, laki-laki itu Niall Horan salah satu personil boyband One Direction yang digilai sama adekku, Alila.Rambut pirangnya,mukanya,dan gigi berbehel itu. Gak salah lagi.”Yup”katanya sambil memakan sebungkus permen gummy. “Kamu mau permen?”tawarnya. “No, Thanks. My mom said I might never get foods or drinks from stranger”jelasku. “Hahahaha.. Am I look like kidnaper?”tanyanya sambil ketawa. “Hahaha..Of course not”jawabku sambil tertawa. “Kamu mau kemana?”tanya Niall. “Sama kayak kamu hehehehe”kataku sambil makan permen dari Niall yang akhirnya aku terima. Hari ini musim panas dan udara menunjukkan angka 30OC menurutku suhu segini sih biasa aja tapi bagi Niall ini lumayan panas. Keringatnya mengucur deras ditambah lagi dia baru aja lari-lari. “Ini untuk kamu”aku menyerahkan selembar tisu. “Thanks, oh iya namamu siapa? Sampe lupa kenalan kan”katanya sambil tersenyum. “Alika”jawabku. “Kamu dari Asia ya?”tanya Niall sambil ngelap mukanya yang penuh peluh. “Iya. Aku dari Indonesia”jawabku bangga. Di perjalanan aku ngobrolbanyak sama Niall.

          “We Arrive Sir”kata Sopir taksi. “Okay, Thanks”kata Niall sambil menyodorkan beberapa lembar uang. Si sopir membantuku mengambil koper-koperku. “Aku duluan ya”teriak Niall sambil berlari masuk ke Apartemen. “Okay, Thank you”teriakku. Niall gak jawab.
           "New homey”aku baru aja masuk ke Apartemen baruku. Semuanya udah siap jadi aku tinggal beres-beres baju. Besok hari pertamaku sekolah di University of London. Apartemen ini terdiri dari kamar,dapur,kamar mandi,ruang keluarga. Cukup lah buatku yang cuma hidup sendiri. Oh iya, aku harus bilang Alila kalo aku baru aja ketemu Niall Horan. Aku mulai nyalain laptopku. Dan Alila juga lagi online skype. Aku memilih video call. Alila itu kembaranku cuma karena aku 3 menit lebih dulu lahir jadi aku kakaknya. “Hey Alila, apa kabar?”tanyaku. Seneng banget bisa tatap muka sama Alila walaupun cuma pake layar laptop. “Super sekali aku disini. Kamu gimana?”tanyanya sambil tersenyum lebar memerlihatkan giginya yang rapi. Aku emang beda jauh sama Alila, Alila lebih memperhatikan penampilan dia selalu tau apa yang harus dipakai mulai dari baju, sepatu dan aksesoris. Sedangkan aku lebih cuek dibanding dia. “Sangat super aku disini. Oh iya, tadi aku ketemu sama Niall Horan lho”kataku sombong. “Apa?!? Kamu baru aja sehari di Inggris udah ketemu Niall Horan apalagi 3 tahun kamu pasti udah ketemu semua artis sana -_-“katanya. “Gak cuma ketemu tapi ngobrol dan satu taksi terus aku juga satu wilayah apartemen sama dia. Enakkan?”aku mulai menggoda saudariku ini. “Gak usah sombong deh Ka-_-Tapi, kalo Niall pacaran sama kamu aku setuju kok”katanya sambil nyengir. “Gak mungkin lah La. Dia kan artis dan aku cuma sekolah disini.”kataku. “Bisa aja ye. Oh, iya besok kalo ketemu lagi titip salam ya”ujar Alila. “Okelah. Sampe sini dulu ya aku mau bobok. Bye”aku mengakhiri video call ini.
          Pagi ini, aku bergegas menuju sekolah baruku. Celana panjang hitam,kemeja putih,floral bag,sneaker converse warna biru. Rambutku cukup digerai. “I’m ready”gumamku. Waktu baru aja ngunci pintu aku kaget kok banyak banget cewek pagi-pagi gini. Mereka meninggalkan bunga,surat,dan hadiah di depan pintu apartemen sebelahku. “Kok pada aneh gini sih?”aku bingung. Setelah mereka semua pergi, pintu itu terbuka. “Good morning”sapaku. “Good morning”jawab tetanggaku itu. Suara itu kayak pernah denger deh. “Niall?”tanyaku. “Sstt.. Jangan keras-keras nanti pada balik kesini lagi. Aku lagi gak mood foto sama tanda tangan hari ini.”katanya. Dari mukanya, dia kayak kurang tidur. Niall cuma memakai celana pendek sama T-Shirt. Rambut pirangnya acak kadut. Tapi, tetep ganteng lah -_- “Mau mampir?”tanyanya. Sejenak aku melirik jam tanganku. Masih jam 6 pagi dan masih ada waktu 2 jam lagi. “Boleh”aku mengiyakan. Apartemennya beneran apartemen cowok. Baju kotor bertumpuk, makanan dimana-mana, dan banyak banget kado dari para fans disini yang berserakan. Pokoknya ini apartemen kayak kapal pecah. “Abis ada perang dunia ya disini?”tanyaku yang hampir aja nginjek dalemannya Niall ._.v  “Enggak lah. 2 hari ini aku belum sempet beresin kamar. Aku masih fokus ke lagu yang mau aku ciptain buat album baru 1D”jelas Niall. “Mau aku bantu beresin?”tawarku. “Beneran nih?”tanya Niall, mukanya berseri-seri. Aku mengangguk ”Kan kamu udah bayarin taksi kemaren”. Dan, akhirnya aku bantuin  Niall beresin apartemennya. Mulai dari nyuci piring, beresin baju, beresin makanan yang tumpukkannya segede gunung. “Fiuhh.. Selesai”ujarku sambil tepar di karpet. “Finally, my home is clean. Thanks”kata Niall sambil ikutan tiduran di karpet.Tiba-tiba tangannya memegang tanganku. Dia tersenyum memperlihatkan gigi berbehelnya. Aku hanya bisa tersenyum sambil menatap mata samuderanya. “Jam berapa sekarang?”tanyaku. “Baru jam setengah 8 kok”jawabnya santai. “Waduh, aku pergi dulu ya. Bye”aku bergegas mengambil tasku. “Thank you for your help, Alika”teriak Niall dari depan pintu. “Urwell”teriakku.

--Niall P.O.V—
          Hari ini, aku beneran kurang tidur. Belum lagi ini rumah udah kayak abis kena badai. Berantakan abis. Seperti biasa, aku harus mengambil semua hadiah fans di depan pintu sampai akhirnya aku ketemu Alika.“Good morning”sapanya. Itu suara Alika! Dandananku kali ini ancur abis, gak asik banget kan ketemu cewek dalam keadaan setengah ngiler-_- “Good morning”jawabku. Alika dengan senyumnya dan wajah khasnya itu kali ini sangat cantik. Dan, sekarang dia jadi tetangga sebelahku. Gak tau kenapa ada rasa seneng waktu aku tau itu. Apa aku suka sama dia waktu pandangan pertama di taksi?
          Pagi ini, Alika membantuku membersihkan rumahku. Dia membantuku dengan riang gembira, rambut panjangnya yang semula digerai sekarang dikucir ekor kuda. Makin memperlihatkan wajah bulatnya. Mata bulat hitamnya tanpa henti mencari celah-celah kotor. Mulut kecil merahnya tanpa henti nyanyi lagu Taylor Swift. She’s so beautiful apalagi waktu sinar matahari mengenai wajah coklatnya. Aku dan dia gak berhenti saling jailin. Ya, hari ini cukup untuk menghapus stress di wajahku.--

        Udah 1 minggu aku di London, dan aku belum jalan-jalan keliling kota. Seminggu ini beneran cuma diisi kegiatan pengenalan kampus. Tapi kali ini aku harus pergi jalan-jalan. Mumpung libur 2 hari, kan lumayan. Aku udah bersiap pergi. Celana pendek selutut,T-shirt,tas selempang,kamera SLR dan sepatu converse kesayanganku. “Hey Alika, mau kemana?”tanya Niall waktu aku lagi ngunci pintu. “Hey, mau jalan-jalan nih. Suntuk disini terus. Kamu?”tanyaku balik. “Tadinya mau makan. Umm.. boleh ikut jalan-jalan gak?”tanya Niall. “Boleh. Tapi kamu emang gak sibuk apa?”aku masih ragu. “Santai aja, semuanya beres”kata Niall sambil mengacungkan jempolnya. Aku dan Niall berjalan bersama mencari bis. “Kita mau kemana nih?”tanya Niall di bis. “Aku juga gak tau. Hehehe..”ujarku. “Gimana sih, mau pergi kok gak ada tujuan”kata Niall sambil berantakin rambutku. “Eits..gak usah pegang rambutku”kataku sambil cemberut. “Yee.. gitu aja ngambek. Gimana kalo kita ke pinggir sungai Thames”saran Niall. “Umm.. boleh”aku setuju.

          Sungai Thames adalah sungai yang membelah London, dengan jembatan dan Jam Big Bennya membuat semuanya jadi terkesan romantis. Angsa-angsa putih milik kerajaan berterbangan. “Wow, bagus banget. Fotoin dong”pintaku ke Niall sambil menyerahkan kamera. “Okay, say cheese”kata Niall.Cekrik. “Liat dong”kataku sambil meminta foto berlatar belakang sungai Thames dan Big Ben. “Mukamu jelek banget”ejek Niall. “Bukan mukaku yang jelek tapi yang nge-fotoin itu yang gak jago”kataku, ngeles. Niall tertawa. “Eh, aku laper”kataku. Anakonda di perutku emang udah minta dikasih mangsa. “Ayo, ikutin aku. Aku punya tempat makan kesukaan”kata Niall sambil mengandeng tanganku. Jantungku tersentak. Niall, seorang artis dunia yang sekarang lagi nyamar tiba-tiba gandeng seorang Alika, cewek acak kadut asal Indonesia. Apa ini karena Niall suka aku? Ah gak mungkin, baru aja kenal beberapa hari masak udah suka. Gak usah kepedean deh.

          “Nando's?”aku tertegun. “Iya, ini tempat makan favoritku lebih enak dari McDonalds. Aku jamin”kata Niall. “Okay”jawabku. Kami masuk ke dalam. Aku memesan yang dipesan Niall juga. Gila, ini bocah makan apa kesurupan. Lengkap banget plus banyak. Tapi, aku juga kalo makan segitu kok._. “Enak banget nih”kataku sambil menikmati  Chicken Peri-Peri dan Frech Fries. “Benerkan apa yang aku omongin”kata Niall bangga. “Thanks juga ya udah ditraktir sama nemenin jalan”kataku sambil tersenyum. “Urwell, harusnya aku juga makasih hari ini udah bolehin aku ikut kamu”jawab Niall sambil menatap dalam mataku. Sekali lagi, jantungku berdisko.

          Sampe di rumah, aku masih mikir. Apa aku jatuh cinta sama Niall? Semuanya emang udah nunjukin kalo aku suka sama Niall. Aku udah bersikap sebiasa mungkin, tapi tetep aja setiap aku deket dia jantungku udah kaya mau keluar menembus rusuk. Sejak aku bantuin Niall beresin apartemennya itu rasa ini muncul. Apa lagi waktu dia megang tanganku. Oh God, Am I fall in love with him?

          “Liburan!!”teriakku di kasur. Udah 1 bulan aku disini. 3 hari lagi ada perayaan Diamond Jubilee atau Perayaan memperingati 60 tahun kekuasan Queen Elizabeth II. Semua instansi diliburkan, jadi aku bisa santai. Tiba-tiba, ada sms masuk. That’s Niall
N: “Hey, girl! Lusa ada acara gak?”
M:”Hey, boy! Gak kok. Emang mau ngapain? Nraktir lagi? :D”
N:”Bisa dibilang gitu. Lusa kita makan malem bareng ya. Tapi bukan dinner yang         formal gitu, pake casual aja. Oke? J
M:”Oke, kalo traktiran aku mau. Jam berapa?”
N:”Dasar gak modal kamu :p Jam 7 malem. Nanti aku dateng ke Apartemenmu”
M:”Okay, see ya :D”
N:”See ya :D”
Lusa, makan gratis lagi. Yeee \o/

          Aku udah siap. Baju udah cukup casual menurutku atau emang kesantaian._. Toktok. “Okay, wait a minute”teriakku dari dalem. Ceklek. Begitu pintu aku buka muncul seorang cowok tinggi,berambut pirang dengan senyum lebarnya. “Wait, kok kamu rapi banget sih. Aku ganti baju dulu deh masak kamu rapi aku kaya gembel gini?”kataku bergegas masuk lagi. “Eh, gak usah. Gitu aja cukup kok”kata Niall sambil mencegahku dengan mencengkram tanganku. Suasana jadi awkward banget. “Ayo, makan keburu tutup nih”ajak Niall memecah ke-awkwardan ini. “Okay”kataku sambil mengunci pintu.

          “Ini lagi, bilang-bilang dong kalo makannya di restoran mahal kan aku jadi ganti baju tadi”kataku sambil cemberut. “Ngapain ganti baju? Gini aja kamu udah cantik kok. Cantik itu gak usah dibuat-buat kali. Sederhana kaya gini aja kamu udah cantik kok”kata Niall sambil mengandengku masuk ke restoran di pinggir Sungai Thames. “Makasih”kataku sambil tersenyum ke Niall ketika dia membantuku duduk. Makan malam ini beneran beda sekaligus aneh. Tumben dia ngajak ke Restoran biasanya juga Nando's. Kami duduk di balkon menghadap Sungai Thames. Sungai ini bertambah meriah seiring dihelatnya Diamond Jubilee. Lampu-lampu mewarnai kota dan pinggiran sungai. “Ada apaan sih kok kamu ngajak kesini?”tanyaku ke Niall yang lagi makan Spaghetti. Mendengar itu dia terdiam dan langsung mengelap mulutnya. “Alika, aku mau ngomong jujur sama kamu”sesaat dia menarik napas panjang. “Aku suka sama kamu”lanjutnya. Aku masih tertegun. Niall, cowok dengan jutaan fans bisa-bisanya suka sama aku. “Would you be my favorite girl?”tanya Niall sambil menggenggam tanganku erat. Aku masih belum percaya. “Aku butuh waktu Niall”pintaku setelah sadar. “Aku bakalan ngasih kamu waktu”jawab Niall. “Besok aku kasih tau kamu keputusanku. Temuin aku di Nando's jam 7 malem ya”pintaku lagi. “Okay, I’ll be waiting”jawab Niall.

          Pikiranku masih melayang hingga sampai di rumah. Tuhan, ada apa ini? Kenapa jadi gini? Aku belum siap denger omongan Niall tadi. Batinku masih belum siap. Jujur, aku suka juga sama dia. Tapi, aku masih belum siap untuk mendengar itu. Aku juga belum siap memiliki pacar seorang artis, aku belum siap dengan konsekuensinya. Tapi, aku juga ingin bersamanya. Tuhan, aku harus bagaimana?Pikiranku masih melayang hingga aku tidur.

          Niall udah menungguku di Nandos. Duduk di pinggiran dekat jendela sambil menikmati nasi pedas dan coke. Tempat favorit aku dan dia. Di bangku itu Niall dan aku selalu duduk sambil bercanda, curhat,atau hanya sekadar makan bareng. Sekarang aku siap, keputusanku udah bulat. Aku langkahkan kaki ini, sambil membawa 2 piring roti gulung kesukaan kami di baki. “Hey, Nialler”sapaku ke Niall sambil tersenyum. “Hey, Alika”jawabnya sambil tersenyum lebar. “Ini untuk kamu”kataku sambil menyodorkan roti gulung tadi. “Thanks”ujarnya sambil menggigit roti gulung. “Aku udah buat keputusan. I can’t be your girlfriend now. Aku belum siap. Tapi sejujurnya aku sayang sama kamu juga Niall. Aku cuma belum siap terima konsekuensi pacaran sama kamu. Aku juga harus masih menyelesaikan pendidikanku. Aku gak mau beasiswaku ini sia-sia. Maafin aku kalo aku nyakitin kamu”jelasku sambil menatap mata samudera itu. Tetesan air mata yang tadinya aku tahan akhirnya tumpah. Niall menarik napas panjang. Tangannya mengelap tetesan air mataku. “Aku gak bisa maksa kamu jadi pacarku. Yang penting aku tau kamu juga sayang sama aku. Itu udah cukup kok. Soal hubungan aku gak mikirin. Selama kamu masih di dekatku”ujar Niall sambil tersenyum. Tangannya menggenggam tanganku. Suasana berubah menjadi lebih baik. Kembang api perayaan Diamond Jubilee dinyalankan. Menghiasi langit malam kota London yang berisi jutaan bintang. “I think you are my bestie girl”ujar Niall sambil menatap dalam mataku.Aku dan Niall hanya bisa tersenyum sambil menatap pesta kembang api.

P.S
Maaf ya kalo agak maksa ceritanya hehehe :B 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar