Niall
Horan Love Story
“London!!”teriakku waktu baru aja keluar dari bandara. Hari ini aku adalah awal dari hidupku di Inggris. Di Negara
ini aku dapet beasiswa dari Kedubes Inggris di Indonesia. Aku bergegas mencari
taksi untuk menuju ke apartemen tempat tinggal sementaraku disini. “Good
afternoon, miss. Apa anda perlu taksi?”tanya seorang sopir taksi, ramah. “Sure,
sir”kataku membalas senyumnya. Sopir taksi itu memasukkan koper-koperku ke
dalem bagasi. “Halo, Bunda. Ini Alika. Iya Alika udah nyampe”aku asik telponan
sama Bundaku sampe tiba-tiba ada seorang cowok lari-lari dan dia masuk ke
taksiku. “Bunda, nyampe sini dulu ya. Bye. Muah”aku mengakhiri percakapanku
dengan Bunda. “Sorry sir. Ini taksi saya”kataku. Laki-laki itu masih
terengah-engah. “Jadi, tujuan kita mau kemana miss?”tanya sopir taksi yang baru
masuk. “Madis..”ucapanku terpotong. “Madison Apartement, sir”laki-laki itu
memotong. “Okay, here we go”kata sang sopir. “Hey, It’s my taxi. Jadi, taksi
ini hak saya. Walaupun kita punya tujuan yang sama tapi ini tetap hak saya”aku
mulai marah sama laki-laki itu. “I’m so sorry. Aku butuh banget sama taksi ini.
Aku abis dikejar-kejar sama orang. Ongkos taksi biar aku aja yang bayar”kata
laki-laki itu sambil membuka kacamata hitam yang sedari tadi dipakainya.
“Wait.. Are you Niall Horan?”tanyaku ke cowok itu. Iya, laki-laki itu Niall
Horan salah satu personil boyband One Direction yang digilai sama adekku,
Alila.Rambut pirangnya,mukanya,dan gigi berbehel itu. Gak salah
lagi.”Yup”katanya sambil memakan sebungkus permen gummy. “Kamu mau
permen?”tawarnya. “No, Thanks. My mom said I might never get foods or drinks
from stranger”jelasku. “Hahahaha.. Am I look like kidnaper?”tanyanya sambil
ketawa. “Hahaha..Of course not”jawabku sambil tertawa. “Kamu mau kemana?”tanya
Niall. “Sama kayak kamu hehehehe”kataku sambil makan permen dari Niall yang
akhirnya aku terima. Hari ini musim panas dan udara menunjukkan angka 30OC
menurutku suhu segini sih biasa aja tapi bagi Niall ini lumayan panas.
Keringatnya mengucur deras ditambah lagi dia baru aja lari-lari. “Ini untuk
kamu”aku menyerahkan selembar tisu. “Thanks, oh iya namamu siapa? Sampe lupa
kenalan kan”katanya sambil tersenyum. “Alika”jawabku. “Kamu dari Asia ya?”tanya
Niall sambil ngelap mukanya yang penuh peluh. “Iya. Aku dari Indonesia”jawabku
bangga. Di perjalanan aku ngobrolbanyak sama Niall.
“We Arrive
Sir”kata Sopir taksi. “Okay, Thanks”kata Niall sambil menyodorkan beberapa
lembar uang. Si sopir membantuku mengambil koper-koperku. “Aku duluan ya”teriak
Niall sambil berlari masuk ke Apartemen. “Okay, Thank you”teriakku. Niall gak
jawab.
"New
homey”aku baru aja masuk ke Apartemen baruku. Semuanya udah siap jadi aku
tinggal beres-beres baju. Besok hari pertamaku sekolah di University of London.
Apartemen ini terdiri dari kamar,dapur,kamar mandi,ruang keluarga. Cukup lah
buatku yang cuma hidup sendiri. Oh iya, aku harus bilang Alila kalo aku baru
aja ketemu Niall Horan. Aku mulai nyalain laptopku. Dan Alila juga lagi online
skype. Aku memilih video call. Alila itu kembaranku cuma karena aku 3 menit
lebih dulu lahir jadi aku kakaknya. “Hey Alila, apa kabar?”tanyaku. Seneng
banget bisa tatap muka sama Alila walaupun cuma pake layar laptop. “Super
sekali aku disini. Kamu gimana?”tanyanya sambil tersenyum lebar memerlihatkan
giginya yang rapi. Aku emang beda jauh sama Alila, Alila lebih memperhatikan
penampilan dia selalu tau apa yang harus dipakai mulai dari baju, sepatu dan
aksesoris. Sedangkan aku lebih cuek dibanding dia. “Sangat super aku disini. Oh
iya, tadi aku ketemu sama Niall Horan lho”kataku sombong. “Apa?!? Kamu baru aja
sehari di Inggris udah ketemu Niall Horan apalagi 3 tahun kamu pasti udah
ketemu semua artis sana -_-“katanya. “Gak cuma ketemu tapi ngobrol dan satu
taksi terus aku juga satu wilayah apartemen sama dia. Enakkan?”aku mulai
menggoda saudariku ini. “Gak usah sombong deh Ka-_-Tapi, kalo Niall pacaran
sama kamu aku setuju kok”katanya sambil nyengir. “Gak mungkin lah La. Dia kan
artis dan aku cuma sekolah disini.”kataku. “Bisa aja ye. Oh, iya besok kalo ketemu
lagi titip salam ya”ujar Alila. “Okelah. Sampe sini dulu ya aku mau bobok.
Bye”aku mengakhiri video call ini.
Pagi ini, aku bergegas menuju
sekolah baruku. Celana panjang hitam,kemeja putih,floral bag,sneaker converse
warna biru. Rambutku cukup digerai. “I’m ready”gumamku. Waktu baru aja ngunci
pintu aku kaget kok banyak banget cewek pagi-pagi gini. Mereka meninggalkan
bunga,surat,dan hadiah di depan pintu apartemen sebelahku. “Kok pada aneh gini
sih?”aku bingung. Setelah mereka semua pergi, pintu itu terbuka. “Good
morning”sapaku. “Good morning”jawab tetanggaku itu. Suara itu kayak pernah
denger deh. “Niall?”tanyaku. “Sstt.. Jangan keras-keras nanti pada balik kesini
lagi. Aku lagi gak mood foto sama tanda tangan hari ini.”katanya. Dari mukanya,
dia kayak kurang tidur. Niall cuma memakai celana pendek sama T-Shirt. Rambut
pirangnya acak kadut. Tapi, tetep ganteng lah -_- “Mau mampir?”tanyanya.
Sejenak aku melirik jam tanganku. Masih jam 6 pagi dan masih ada waktu 2 jam
lagi. “Boleh”aku mengiyakan. Apartemennya beneran apartemen cowok. Baju kotor
bertumpuk, makanan dimana-mana, dan banyak banget kado dari para fans disini
yang berserakan. Pokoknya ini apartemen kayak kapal pecah. “Abis ada perang
dunia ya disini?”tanyaku yang hampir aja nginjek dalemannya Niall ._.v “Enggak lah. 2 hari ini aku belum sempet
beresin kamar. Aku masih fokus ke lagu yang mau aku ciptain buat album baru
1D”jelas Niall. “Mau aku bantu beresin?”tawarku. “Beneran nih?”tanya Niall,
mukanya berseri-seri. Aku mengangguk ”Kan kamu udah bayarin taksi kemaren”.
Dan, akhirnya aku bantuin Niall beresin
apartemennya. Mulai dari nyuci piring, beresin baju, beresin makanan yang
tumpukkannya segede gunung. “Fiuhh.. Selesai”ujarku sambil tepar di karpet.
“Finally, my home is clean. Thanks”kata Niall sambil ikutan tiduran di karpet.Tiba-tiba
tangannya memegang tanganku. Dia tersenyum memperlihatkan gigi berbehelnya. Aku
hanya bisa tersenyum sambil menatap mata samuderanya. “Jam berapa
sekarang?”tanyaku. “Baru jam setengah 8 kok”jawabnya santai. “Waduh, aku pergi
dulu ya. Bye”aku bergegas mengambil tasku. “Thank you for your help,
Alika”teriak Niall dari depan pintu. “Urwell”teriakku.
--Niall P.O.V—
Hari ini, aku
beneran kurang tidur. Belum lagi ini rumah udah kayak abis kena badai.
Berantakan abis. Seperti biasa, aku harus mengambil semua hadiah fans di depan
pintu sampai akhirnya aku ketemu Alika.“Good morning”sapanya. Itu suara Alika!
Dandananku kali ini ancur abis, gak asik banget kan ketemu cewek dalam keadaan
setengah ngiler-_- “Good morning”jawabku. Alika dengan senyumnya dan wajah
khasnya itu kali ini sangat cantik. Dan, sekarang dia jadi tetangga sebelahku.
Gak tau kenapa ada rasa seneng waktu aku tau itu. Apa aku suka sama dia waktu
pandangan pertama di taksi?
Pagi ini, Alika
membantuku membersihkan rumahku. Dia membantuku dengan riang gembira, rambut
panjangnya yang semula digerai sekarang dikucir ekor kuda. Makin memperlihatkan
wajah bulatnya. Mata bulat hitamnya tanpa henti mencari celah-celah kotor.
Mulut kecil merahnya tanpa henti nyanyi lagu Taylor Swift. She’s so
beautiful apalagi waktu sinar matahari mengenai wajah coklatnya. Aku dan dia
gak berhenti saling jailin. Ya, hari ini cukup untuk menghapus stress di
wajahku.--
Udah 1 minggu
aku di London, dan aku belum jalan-jalan keliling kota. Seminggu ini beneran
cuma diisi kegiatan pengenalan kampus. Tapi kali ini aku harus pergi
jalan-jalan. Mumpung libur 2 hari, kan lumayan. Aku udah bersiap pergi. Celana
pendek selutut,T-shirt,tas selempang,kamera SLR dan sepatu converse
kesayanganku. “Hey Alika, mau kemana?”tanya Niall waktu aku lagi ngunci pintu.
“Hey, mau jalan-jalan nih. Suntuk disini terus. Kamu?”tanyaku balik. “Tadinya
mau makan. Umm.. boleh ikut jalan-jalan gak?”tanya Niall. “Boleh. Tapi kamu
emang gak sibuk apa?”aku masih ragu. “Santai aja, semuanya beres”kata Niall
sambil mengacungkan jempolnya. Aku dan Niall berjalan bersama mencari bis. “Kita
mau kemana nih?”tanya Niall di bis. “Aku juga gak tau. Hehehe..”ujarku. “Gimana
sih, mau pergi kok gak ada tujuan”kata Niall sambil berantakin rambutku.
“Eits..gak usah pegang rambutku”kataku sambil cemberut. “Yee.. gitu aja
ngambek. Gimana kalo kita ke pinggir sungai Thames”saran Niall. “Umm..
boleh”aku setuju.
Sungai Thames
adalah sungai yang membelah London, dengan jembatan dan Jam Big Bennya membuat
semuanya jadi terkesan romantis. Angsa-angsa putih milik kerajaan berterbangan.
“Wow, bagus banget. Fotoin dong”pintaku ke Niall sambil menyerahkan kamera. “Okay,
say cheese”kata Niall.Cekrik. “Liat dong”kataku sambil meminta foto berlatar
belakang sungai Thames dan Big Ben. “Mukamu jelek banget”ejek Niall. “Bukan
mukaku yang jelek tapi yang nge-fotoin itu yang gak jago”kataku, ngeles. Niall
tertawa. “Eh, aku laper”kataku. Anakonda di perutku emang udah minta dikasih
mangsa. “Ayo, ikutin aku. Aku punya tempat makan kesukaan”kata Niall sambil
mengandeng tanganku. Jantungku tersentak. Niall, seorang artis dunia yang
sekarang lagi nyamar tiba-tiba gandeng seorang Alika, cewek acak kadut asal Indonesia.
Apa ini karena Niall suka aku? Ah gak mungkin, baru aja kenal beberapa hari
masak udah suka. Gak usah kepedean deh.
“Nando's?”aku
tertegun. “Iya, ini tempat makan favoritku lebih enak dari McDonalds. Aku
jamin”kata Niall. “Okay”jawabku. Kami masuk ke dalam. Aku memesan yang dipesan
Niall juga. Gila, ini bocah makan apa kesurupan. Lengkap banget plus banyak.
Tapi, aku juga kalo makan segitu kok._. “Enak banget nih”kataku sambil
menikmati Chicken Peri-Peri dan Frech Fries. “Benerkan apa yang aku omongin”kata
Niall bangga. “Thanks juga ya udah ditraktir sama nemenin jalan”kataku sambil
tersenyum. “Urwell, harusnya aku juga makasih hari ini udah bolehin aku ikut
kamu”jawab Niall sambil menatap dalam mataku. Sekali lagi, jantungku berdisko.
Sampe di rumah,
aku masih mikir. Apa aku jatuh cinta sama Niall? Semuanya emang udah nunjukin
kalo aku suka sama Niall. Aku udah bersikap sebiasa mungkin, tapi tetep aja
setiap aku deket dia jantungku udah kaya mau keluar menembus rusuk. Sejak aku
bantuin Niall beresin apartemennya itu rasa ini muncul. Apa lagi waktu dia
megang tanganku. Oh God, Am I fall in love with him?
“Liburan!!”teriakku
di kasur. Udah 1 bulan aku disini. 3 hari lagi ada perayaan Diamond Jubilee
atau Perayaan memperingati 60 tahun kekuasan Queen Elizabeth II. Semua instansi
diliburkan, jadi aku bisa santai. Tiba-tiba, ada sms masuk. That’s Niall
N: “Hey, girl! Lusa ada acara gak?”
M:”Hey, boy! Gak kok. Emang mau ngapain? Nraktir lagi? :D”
N:”Bisa dibilang gitu. Lusa kita makan malem bareng ya. Tapi
bukan dinner yang formal gitu,
pake casual aja. Oke? J”
M:”Oke, kalo traktiran aku mau. Jam berapa?”
N:”Dasar gak modal kamu :p Jam 7 malem. Nanti aku dateng ke
Apartemenmu”
M:”Okay, see ya :D”
N:”See ya :D”
Lusa, makan gratis lagi. Yeee \o/
Aku udah siap.
Baju udah cukup casual menurutku atau emang kesantaian._. Toktok. “Okay, wait a
minute”teriakku dari dalem. Ceklek. Begitu pintu aku buka muncul seorang cowok
tinggi,berambut pirang dengan senyum lebarnya. “Wait, kok kamu rapi banget sih.
Aku ganti baju dulu deh masak kamu rapi aku kaya gembel gini?”kataku bergegas
masuk lagi. “Eh, gak usah. Gitu aja cukup kok”kata Niall sambil mencegahku
dengan mencengkram tanganku. Suasana jadi awkward banget. “Ayo, makan keburu
tutup nih”ajak Niall memecah ke-awkwardan ini. “Okay”kataku sambil mengunci
pintu.
“Ini lagi,
bilang-bilang dong kalo makannya di restoran mahal kan aku jadi ganti baju
tadi”kataku sambil cemberut. “Ngapain ganti baju? Gini aja kamu udah cantik
kok. Cantik itu gak usah dibuat-buat kali. Sederhana kaya gini aja kamu udah cantik kok”kata Niall sambil mengandengku masuk ke restoran di pinggir Sungai
Thames. “Makasih”kataku sambil tersenyum ke Niall ketika dia membantuku duduk.
Makan malam ini beneran beda sekaligus aneh. Tumben dia ngajak ke Restoran
biasanya juga Nando's. Kami duduk di balkon menghadap Sungai Thames. Sungai ini
bertambah meriah seiring dihelatnya Diamond Jubilee. Lampu-lampu mewarnai kota
dan pinggiran sungai. “Ada apaan sih kok kamu ngajak kesini?”tanyaku ke Niall
yang lagi makan Spaghetti. Mendengar itu dia terdiam dan langsung mengelap
mulutnya. “Alika, aku mau ngomong jujur sama kamu”sesaat dia menarik napas
panjang. “Aku suka sama kamu”lanjutnya. Aku masih tertegun. Niall, cowok dengan
jutaan fans bisa-bisanya suka sama aku. “Would you be my favorite girl?”tanya
Niall sambil menggenggam tanganku erat. Aku masih belum percaya. “Aku butuh
waktu Niall”pintaku setelah sadar. “Aku bakalan ngasih kamu waktu”jawab Niall.
“Besok aku kasih tau kamu keputusanku. Temuin aku di Nando's jam 7 malem
ya”pintaku lagi. “Okay, I’ll be waiting”jawab Niall.
Pikiranku masih
melayang hingga sampai di rumah. Tuhan, ada apa ini? Kenapa jadi gini? Aku
belum siap denger omongan Niall tadi. Batinku masih belum siap. Jujur, aku suka
juga sama dia. Tapi, aku masih belum siap untuk mendengar itu. Aku juga belum
siap memiliki pacar seorang artis, aku belum siap dengan konsekuensinya. Tapi,
aku juga ingin bersamanya. Tuhan, aku harus bagaimana?Pikiranku masih melayang
hingga aku tidur.
Niall udah
menungguku di Nandos. Duduk di pinggiran dekat jendela sambil menikmati nasi pedas dan coke. Tempat favorit aku dan dia. Di bangku itu Niall dan aku selalu duduk
sambil bercanda, curhat,atau hanya sekadar makan bareng. Sekarang aku siap,
keputusanku udah bulat. Aku langkahkan kaki ini, sambil membawa 2 piring roti gulung kesukaan kami di baki. “Hey, Nialler”sapaku ke Niall sambil
tersenyum. “Hey, Alika”jawabnya sambil tersenyum lebar. “Ini untuk kamu”kataku
sambil menyodorkan roti gulung tadi. “Thanks”ujarnya sambil menggigit roti gulung. “Aku udah buat keputusan. I can’t be your girlfriend now. Aku belum
siap. Tapi sejujurnya aku sayang sama kamu juga Niall. Aku cuma belum siap
terima konsekuensi pacaran sama kamu. Aku juga harus masih menyelesaikan
pendidikanku. Aku gak mau beasiswaku ini sia-sia. Maafin aku kalo aku nyakitin
kamu”jelasku sambil menatap mata samudera itu. Tetesan air mata yang tadinya
aku tahan akhirnya tumpah. Niall menarik napas panjang. Tangannya mengelap
tetesan air mataku. “Aku gak bisa maksa kamu jadi pacarku. Yang penting aku tau
kamu juga sayang sama aku. Itu udah cukup kok. Soal hubungan aku gak mikirin.
Selama kamu masih di dekatku”ujar Niall sambil tersenyum. Tangannya menggenggam
tanganku. Suasana berubah menjadi lebih baik. Kembang api perayaan Diamond
Jubilee dinyalankan. Menghiasi langit malam kota London yang berisi jutaan
bintang. “I think you are my bestie girl”ujar Niall sambil menatap dalam
mataku.Aku dan Niall hanya bisa tersenyum sambil menatap pesta kembang api.
P.S
Maaf ya kalo agak maksa ceritanya hehehe :B