It’s Not About Difference
“Telpon Bunda
kalo udah pulang ya. Take care,honey” ucap Bunda kepadaku sambil mengecup
keningku. “Okay.See you Bunda.” Jawabku sambil melihat mobil Bunda berlalu.
Hari ini hari pertamaku masuk sekolah di Seattle Junior High School. Dua hari
yang lalu, aku dan keluargaku harus pindah dari Yogyakarta ke Seattle, Amerika
serikat. Ayahku harus bekerja disini.
Aku berjalan
memasuki pintu depan sekolah baruku ini. Disini murid-muridnya tidak usah
memakai seragam seperti sekolah Indonesia. Orang-orangnya begitu cuek dengan
yang lain. BRUKK. “I’m sorry” aku meminta maaf karena menabrak seorang anak
yang membawa buku-buku. “No problem. Ummm.. Are you new student? I never meet
you before” kata anak itu sambil tersenyum. “Yeah. I’m Lea. And you?” tanyaku
sambil mengulurkan tangan pada gadis itu. “I’m Lucy. I’m grade 8th.
How about you?” tanyanya balik sambil menerima uluran tanganku. Lucy adalah
anak yang cantik,memakai kacamata namun tidak menunjukkan dia sebagai seorang bookworm. Memakai celana jeans dan kaus
serta sneakers. “Same. Umm.. Can you help me?Where is English Class?”tanyaku
pada Lucy. “Ohh..We have same class. Follow me.” Jawabnya. Aku mengikuti Lucy
sambil melihat-lihat sekolah baruku itu. Di dekat kantin terdapat banyak anak perempuan
memakai baju yang lumayan seksi dan wajah mereka begitu cantik mengelilingi 3
orang anak cowok. Dua diantaranya berambut coklat dan satunya berambut pirang.
Wajah mereka memang tampan dan sepertinya mereka adalah atlet sekolah. “Okay,
welcome to our English class!”seru Lucy. Kelas ini begitu bersih dengan 2 buah
pendingin dan penghangat udara. Berbeda dengan sekolah Indonesiaku yang cuma
memakai kipas angin -_- Lucy duduk di baris kedua bersama seorang anak
laki-laki. “Hey Lucy and who’s beside you?” sapa anak laki-laki itu ke Lucy.
“Hey James. Please, introduce our new fiends. Lea it’s James. James it’s Lea.”
Lucy mengenalkanku pada James. “Hey I’m Lea. Nice to meet you” aku
memperkenalkan diri. “Hey, I’m James. Nice to meet you too.” Jawab James ramah.
James adalah seorang anak yang pintar bermusik dia selalu membawa gitar,
rambutnya kaya David Beckham tapi berwarna coklat. Hampir semua anak di sekolah
ini berambut coklat atau pirang. Jadi, cuma aku yang berambut hitam. Setelah
itu aku duduk dibelakang Lucy dan James.
Bel berbunyi. Tiba-tiba 3 orang cowok yang aku liat tadi masuk. 2 yang
berambut coklat duduk di seberangku sedangkan yang pirang duduk disampingku.
Entah kenapa jantungku berdegup kencang ketika melihatnya. “Hey, Are you new
student? I’m Alexis” tanya cowok itu sambil mengulurkan tangan. “Yup, I’m Lea.”aku
meperkenalkan diri. “Nice name and you’re so beautiful. I like your hair. Black
hair is always fabulous. By the way, our English teacher is like hungry lion.
You must be careful. Hahahaha..”ujar Alexis. “Hahaha.. Thank you Alexis for
your information and your praise.”ujarku. Alexis adalah cowok tinggi berbadan
atletis, ganteng,dan tentu saja berambut pirang dan semenjak aku duduk dengan
dia aku hampir tidak berhenti tertawa hingga Mr.David datang. “Okay guys, we
have a new friend from Asia. Please Lea introduce yourself!” Kata Mr.David
ramah. Aku maju ke depan. Aku gugup. Bahasa Inggrisku ancur banget apalagi kalo
lagi gugup. “Hey guys, I’m Ratih Lea Srikandi. You can call me Lea. I’m from
Indonesia, Southeast Asia. I moved to this city because my father must work in
here. And I’m sorry if my English is bad. I hope you can be my friends. Thank
you.” Akhirnya aku menutup perkenalanku dan duduk. “Thank you Lea. I’m David
Mccaugh your English teacher. And okay Guys, please open your book on page 56.
We will learn about Shakspeare.” Ujar Mr.David.
Bel istirahat
pun berbunyi. Aku bersiap untuk pergi bersama Lucy dan James ke kantin. “Wait
Lea! It’s my phone number. Can I have your phone number too?” tanya Alexis
sambil memberikan nomer telponnya kepadaku. “Okay” aku langsung memberikan
nomer telponku kepadanya di Iphonenya. “Thank you so much, Beauty.”ujar Alexis.
“No problem hahaha”jawabku malu gara-gara dipuji.
Di kantin aku
cuma makan buah-buahan. Disini makananannya emang gak halal jadi Bunda udah
bawain nasi sama rendang. Lagian disini juga gak ada nasi, mana kalo aku gak
makan nasi bisa lemes lagi -_- “Lea, why you just picked fruit?”tanya James
sambil mengunyah. “Because in here not prepare halal food. And I’m muslim and
must eat halal food. Not ham.” Terangku ke James. “Oh, so what you eat now?”
tanya James yang kayaknya nafsu sama bekalku. “It’s Indonesian food called
rendang. Do you want some?” tawarku. “Of course. It’s seem so delicious.” James
mengiyakan.
Jam 14.00 aku
pulang sekolah. Tapi, Bunda belum datang menjemput. Beberapa anak sudah pulang dengan bis sekolah
seperti Lucy dan James. ‘Hey Lea, why you still in here? It’s 2.30 p.m now”
Tanya cowok di sebelahku dan ternyata itu Alexis. “Hey Alexis, I’m waiting my
mother. She promise to pick up me.”jawabku. “And how about you? Why you still
in here?”tanyaku balik. “I have a baseball training.” Jawab Alexis. Tiba-tiba
sebuah sedan Toyota masuk ke halaman sekolah. “Oh. It’s my mother. I must go
home now. Bye Alexis.” Aku berlari sambil berdada ria ke Alexis. “Bye, my
beauty” Alexis membalas dadaan itu.
“Gimana
sekolahnya lancar? Udah dapet temen belum?” tanya Bunda. “Lumayan kok. Tadi
udah dapet lumayan banyak temen baru. Yang paling deket namanya Lucy sama
James.” Jawabku sambil tepar di lantai. “Terus yang ganteng tadi siapa?
Gebetanmu ya?”tanya Bunda samba tertawa jahil. “Oh itu sih Alexis. Dia mah
artisnya sekolah. Bunda gak usah ngaco deh -_-“ aku masang muka cemberut. Tapi,
entah kenapa wajah Alexis masih terbayang di wajahku. Ah, mbohlah.
Malem ini abis
makan malam, aku tiduran di kamar. Dengerin lagu-lagunya Sandy Sandoro bikin
tambah kangen Indonesia. Tiba-tiba, ada SMS masuk.
A:“Hey, beauty. What are you doing? Alexis J”
Aku segera nge-save nomer itu.
L:“Hey, Alexis. Why you call me beauty? Just listening music
and reading book. How about you? J”
A:Are you mad if I call you beauty? I’m sorry if you not
comfortL. Now, I’m seeing star and
think about you and we J
Aku kaget waktu Alexis nulis kata WE.
L:”What do you mean about we?”
A:”I don’t know. Since I met you. I feel something that I
can’t explain. My heart beat so fast when I look your eyes. It’s truth. J Please meet me tomorrow on school garden after
school. Okay?J
L:”Okay J”
Akhirnya sms berakhir. Aku bingung apa yang terjadi dengan
Alexis. Masih bingung dengan sifat Alexis akupun tepar seketika.
“Lea, mulai
hari ini kamu naik bis sekolah. Bisnya dateng jam 7. Kamu siap-siap di depan
sana.”ujar Bunda sambil membereskan sarapanku. Ayah 2 minggu ini masih di
Washington. “Sippo Bunda. Aku berangkat sekarang ya”aku pamit sambil mencium
kening Bunda. Tas punggung warna merah bertuliskan ‘Damn I Love Indonesia’
segera aku bawa. “Hati-hati ya Lea”Bunda mengingatkan. “Always”Teriakku.
“What!?! Alexis
say that to you. Oh, God. He never saying about love with girl. Although
Stephanie,the cheers captain. Congrats Lea!!” ujar Lucy panjang lebar ketika
aku menceritakan kejadian tadi malam. “Oh, thank you Lucy”ucapku. “Hey girls.
What ‘s going on?”tanya James yang baru datang. “Hey James. Oh God. You must
know that Alexis saying about love to Lea.”ujar Lucy yang kayak orang kerasukan
ngomongnya. “Ssttt… Calm down Lucy. It’s secret”aku menutup mulut Lucy yang
masih meraung-raung.”Really? Oh Congrats my sista. You crushed Alexis heart!”
James menyalamiku seperti aku abis memenangi lomba. “Oh, Thank you
brotha”jawabku.
Siang ini, aku
berjalan menuju taman sekolah yang sudah sepi. Tiba-tiba sebuah tangan menutup
mataku. “Guess who?”ujar suara itu lembut. “Umm… Alexis?” jawabku ngasal.
“Right” tangan itu melepaskan tanganku. Alexis memutar badanku membuatku
melihat langsung dadanya. Maklum tinggiku cuma 150 cm dan dia mungkin udah 170
cm -_- “Hey my beauty, You’re so beautiful now” Alexis memujiku. “Thanks. And
you are very.. handsome.”aku memuji dia balik. Tangannya memengang tanganku
lalu dia duduk bersimpuh di depanku. “Will you be my girl? Ujarnya to the
point. “Umm.. But we have difference culture,ras and religion. And we just know
each other a week ago.Why you so fast talk about love to me?” tanyaku bingung.
“I don’t know why. I never felt this feeling before. If you don’t love me I can
be hurt. You’re the one who can make me crazier.” Terang Alexis. Aku gak tau
ini beneran apa gak atau cuma buat mainan sama geng populernya tapi aku gak
bisa nolak dia. Aku juga ngerasain hal yang sama. Mata warna aqua itu selalu
yang bikin aku gak bisa tidur. Jokes-jokes anehnya di kelas atau di sms selalu
buat aku tertawa. Dia sempurna memang. Tapi apa ini saat yang tepat untuk aku
dan dia? Aku belum kenal lama dengan dia tapi aku merasa kita seperti seorang
sahabat lama yang nyambung. “So, will you be my girl?” ujar Alexis sekali lagi.
“Yeah of course.”jawabku sambil tersenyum.
Semenjak aku
pacaran dengan Alexis, banyak anak cewek yang sakit hati termasuk Stephanie.
Dia langsung shock waktu denger soalku dan Alexis. UKS penuh gara-gara Lucy
yang keceplosan ngomongin aku sama Alexis -_- *lebay* “So, I must call you
what? Honey, babe,baby, or what?”tanya Alexis di Mcdonald suatu malam. “Ummm..
Just Lea and Alexis. Okay?” ujarku sambil makan kentang goreng, “Okay,
Lea”jawab Alexis yang lagi makan big burgernya.Kalo yang lain pacaran ke
bioskop. Aku dan Alexis lebih suka duduk di pojokkan Mcdonald atau Starbucks.
Kalo pengen jalan-jalan pasti bukan ke mall. Biasanya ke bukit yang ada danau
kecil di belakang sekolah. Disana sepi. Cuma aku dan Alexis. Semilir angin,
hangatnya matahari dan suara air terjun kecil selalu membuat hal ini
menyenangkan. Berpiknik di bawah pohon oak sambil bercerita tentang dunia.
10 hari lagi
Natal. Sekolah udah diliburin. Kali ini aku akan merayakan Natal di rumah
Alexis. Meski aku gak ngerayain tapi aku ikut merayakan hari besar Alexis.
Seperti ketika Idul Fitri yang lalu, aku gak pulang ke Indonesia. Alexis datang
ke rumah lalu masak sate bareng keluargaku. Dea dan Deo adek kembarku seneng
banget waktu Alexis dateng. Alexis juga suka sama makanananya sampe-sampe Bunda
bungkusin sate,opor,ketupat,rendang sama sambel goreng untuk Alexis. Aku udah
siap dengan mantelku ketika Alexis datang menjemput. “Are you ready?”tanyanya.
“Sure.”jawabku yakin. Ditanganku, kado Natal buat keluarga Alexis sudah
terbungkus rapi. Untuk Ibu Alexis ada selendang sutra titipan Bunda, Ayah
Alexis ada miniature wayang kulit Puntadewa, untuk Alexa, kakak perempuan
Alexis ada sebuah tas pesta kecil dari Indonesia dan untuk si kecil Alexandra
ada boneka Barbie. Alexandra memang baru umur 10 tahun sama seperti Dea dan
Deo.
“Welcome to our
home,Lea!”sambut keluarga Alexis. Disini suasana sangat hangat. Perapian
menyala dengan hiasan Natal disetiap sudut rumah ini. “Merry Christmas Mr. and
Mrs. Brown”sapaku ke orang tua Alexis. Ibu Alexis lalu mencium keningku. “Merry
Christmas for you too Alexa and Alexandra” sapaku juga ke dua orang saudara
perempuana Alexis. “Thank you for coming Lea”ucap Alexa. “Your welcome”jawabku.
Makan malam dimulai. Ibu Alexis sengaja hari ini memasak masakan halal karena
aku akan datang. Makan malam itu sangat menyenangkan. Pukul 8 p.m Alexis mengantarku pulang. “Thank you Lea for
tonight”ucap Alexis. “Sure Alexis”jawabku sambil memeluk Alexis. Alexis pulang.
Di kamar aku
berpikir perbedaan bukanlah penghambat untuk saling mencintai.
Umur,ras,kebudayaan ,kasta,dan agama bukanlah halangan untuk tidak mncintai
seseorang. Aku dan Alexis walau berbeda tapi kita tetap saling menghormati. Dia
selalu mengingatkanku untuk sholat walaupun kadang salah. Aku juga tidak pernah
lupa untuk mengingatkannya untuk ke Gereja. Kita berhubungan namun kita tidak
pernah memasukkan unsur perbedaan kita ke hubungan ini. Aku sangat berbeda
dengan siswa lain di sekolahku dalam soal fisik. Aku termasuk yang pendek
disini. Tapi, bukan berati orang yang memiliki fisik yang berbeda harus
dihindari. Tapi, perbedaan selalu memberikan pelajaran untuk menghormati dan
bertoleransi. Tapi, aku tidak tahu sampai kapan hubungan ini akan berlanjut
selama perbedaan ini masih ada. Mungkin ini seperti bom waktu yang akan meladak
sewaktu-waktu. Tapi nikmati saja dulu sebelum hancur. Tapi aku yakin jika kelak
hubungan ini hancur, kepingan ini akan menjadi sesuatu yang baru.Iyap, Suatu
hubungan persahabatan indah di dalam perbedaan.
Gimana udah selesai? Maaf kalo jelek atau ada yang salah grammarnya. Kirim comment aja ya biar aku bisa ngoreksi yang salah. Makasih udah baca ^^
bagus, sering- sering nge-post aja ran :D
BalasHapusMakasih :D Siipp Ditunggu cerita selanjutnya ya :)
Hapus