Hai semua!!! :)) Udah lama enggak aktif ya. Maaf banyak ulangan sama kerja kelompok
but I'm back now. Ada yang kangen? wkwkwkwk :3
So, setelah lama hibernasi dari dunia ke-blog-an aku kembali dengan sebuah hadiah untuk kalian. Untuk para penggemar Harry Styles. Sebelumnya maaf kalo agak mprekenel Bahasa Inggrisnya, lagi belajar sih. Terus ini masih campuran antara Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
So, Check this out yo!
Harry
Styles Love Story
Suara
pramugrari mengingatkan bahwa sebentar lagi pesawat akan landing membuat jantungku berdebar. Ini kali pertama aku datang ke
Inggris, sendirian pula. Modal nekat, uang seadanya, dan tiket PP pesawat dari
Tante Lestari menambah rasa inginku. Aku memegang erat seat belt-ku, masih belum percaya aku akan landing di Bandara Heathrow.
Aku
memanggul tas backpack-ku. Tanganku
sibuk memijat-mijat leherku yang mulai sakit karena penerbangan belasan jam
itu. “Ms. Kusnodiharjo, it’s your passport. Welcome to England and enjoy”ucap
seorang ibu pegawai Imigrasi dengan ramah. “Thank you, miss”ucapku. Aku
berjalan mencari-cari keberadaan yellow
cab. Di bandara sebesar ini, aku merasa tambah kecil. Apalagi tinggiku yang
cuma 165 cm ini bukan standar para bule disini yang setinggi kulkas 3 pintu.
“Excuse
me, miss”ucap seseorang yang menjawil bahuku dari belakang. Spontan aku
menoleh.
“What
can I help you?”tanya seorang laki-laki setengah baya berseragam kayak satpam.
Aku
menanyakan pangkalan taxi ke bapak itu. Dan beliau menjawab dengan ramah
pertanyaanku. “Thank you so much
sir”ucapku akhirnya. “No problem, Be carefull and enjoy England”ucap Bapak itu.
Aku
sampai disebuah dorm untuk para
backpacker. Tempatnya di pusat London tapi masuk sebuah jalan. Tempat ini aku
temuin lewat browsing di internet 2
bulan lalu. Dengan harga 11 poundsterling/malam. Tempat ini punya 3 lantai.
Aku
masuk di kamar 08 di lantai 1. Satu kamar disini ada 4 orang, campuran dari
berbagai Negara tapi masih gak campuran laki-laki dan perempuan. Aku membuka
pintu yang ternyata gak terkunci. Masuk ke ruangan 4x4 meter dengan 2 tempat
tidur susun dan 4 lemari kecil dan meja kecil. Aku mendengar seseorang di kamar
mandi. Aku duduk melepas sepatuku dan mulai bergelung di kasur.
“Hey,
are you my room mate?”tanya seseorang dengan rambut pirang basah yang baru aja
keluar dari kamar mandi.
“Yup,
I’m Riana from Indonesia”aku bangun dan memperkenalkan diri.
“I’m
Hailey from Australia”ucap cewek itu, ramah.
Hailey
berumur 21 tahun. Punya badan bak model Burbery dan senyum menawan. Rambut
pirangnya bagus dan rapi. Yah, gak kayak aku cewek dengan kulit coklat ala Asia
dan kuntet kalau dibanding Hailey. Dia udah 3 hari nginep disini. Bedanya sama
aku, dia kesini tanpa restu orang tuanya. Menjadi backpacker ke Inggris buat melupakan mantannya yang ninggalin dia
buat pacaran sama sahabat Hailey.
“Boys
are sucks”ucapnya. Aku hanya mengangguk.
“How
old are you Riana?”tanyanya sambil mengepang rambut pirangnya.
“18
years old”ucapku. “Like my sister. I miss her so much”ucap Hailey sambil
merapikan kepangnya.
Aku
mulai membereskan bajuku ke lemari kecil di sebelah tempat tidurku. Aku juga
memesan makanan hotel. Terlalu capek buat jalan keluar cari makan. Jam 7 malam
aku udah memejamkan mata sedangkan Hailey katanya mau ke pub.
Aku
bangun pagi-pagi. Dengan iler masih membekas di samping bibir, aku berjalan ke
kamar mandi. Hailey masih belum pulang dari tadi malem. To do list buat hari ini adalah Big Ben, Buckingham Palace,Wetmister
Abbey dan makan. Aku segera mandi. Sekeluar dari kamar mandi, aku
mengobrak-abrik lemariku. It’s summer.
Jadi, aku memilih atasan kaos putih Joger yang masih agak kebesaran dan celana knee short warna biru. Aku memasukkan
semua keperluan ke dalem tas selempang I LOVE BALI ku. Mulai dari
passport,dompet,peta,kacamata item,cardigan (kalau tiba-tiba dingin),pocket
camera, gadget dan sebotol air minum.
Aku mengambil beanie warna Navy blue di rak kedua. “I’m ready for today”gumamku.
Aku keluar dari kamar ketika Hailey datang dalam keadaan setangah mabuk. “Where
are you going?”tanyanya. “I’ll explore London”ucapku sangat berseri-seri buat trip hari ini. Now,
I’m in London. So whatever if I exteremly happy. “Okay, be carefull
sweetheart”ucap Hailey sambil mencubit pipiku. Hailey masuk ke kamar dan
menguncinya.
Matahari
udah ada di atas kepala. Tapi, dari tadi keringetku cuma sedikit yang menetes. London
emang aneh, musim panas disini gak begitu panas beda sama Indonesia yang musim
panasnya tiap tahun. Waktunya untuk makan siang. Aku berjalan menuju sebuah
restoran yang setauku udah berlisensi halal. Dari kejauhan, plang nama restoran
itu udah kelihatan. Nando’s.
Aku
masuk ke dalamnya. Ramai tapi gak sumpek. Restoran ini semacan McDonalds,
menyediakan ayam juga tapi disini namanya Peri-Peri
Chicken yang pedes dan bahagianya disini ada nasi. Aku memesan 1 porsi Peri-Peri Chicken with salad dan segelas
coke. Aku duduk di bagian pojok
restoran. Aku siap memakan makananku sebelum aku sadar gak ada sendok di sini.
Aku bergegas meninggalkan mejaku dan berjalan cepat ke arah kasir. “Kenapa
waktu laper gini harus gak ada sendok?”batinku. Aku mengantri sebentar sebelum
mendapat sebuah sendok.
“Thanks”ucapku
ketika pelayan memberiku sendok. Aku memutar badanku cepat dan Bruk.. Seseorang
menabrakku dan menumpahkan senampan makanan dan membuat kaos putihku penuh
saos.
“God!”ucapku
agak keras secara spontan. Seluruh restoran memandang ke arahku.
“Ugh..
I’m so sorry”ucap seorang cowok yang menabrakku. Dia bergegas ke kasir dan
meminta serbet. Dia berusaha membersihkan noda di bajuku.
“Let
me clean up this by myself”ucapku sambil memintal serbet dari tangan cowok itu.
Dia memberikan serbet itu.
“I’m
so sorry. I don’t watch my step”ucapnya penuh penyesalan dengan logat British-nya.
“No
problem”aku mendongakkan kepalaku untuk melihat cowok itu. Seketika mataku
bertemu mata cowok itu yang berwarna hijau pudar yang membuat detak jantungku
gak beraturan. Cowok itu berambut coklat ikal yang rapi, entah berapa jam dia menata
rambutnya. Dia memakai kaos hitam dibalut denim
shirt sebagai luaran, jeans hitam dan Converse putih.
“Thanks
for the napkin”ucapku sambil berjalan menuju tempat dudukku. First day in London and I’ve meet most nyebai
guy.
Aku
menikmati makan siangku kali ini. Berusaha melupakan kejadian tadi.
“Can
I sit here,girl?”ucap sebuah suara yang kayaknya aku tahu. Berat dan serak
dengan sedikit nada merayu.
Aku
mendongak. That’s guy. Cowok itu
menujukkan muka kaget juga.“Kenapa dia lagi sih?”gumamku. “Pardon?”tanyanya.
Aku menggeleng, “Nope”.
Cowok
itu duduk di depanku, menaruh nampannya yang berisi makanan baru. “It’s not
polite when you talk with someone with your own language”ceramahnya.
“I
don’t talk with you”ucapku ketus. “So, who is you talk with?”tanyanya sambil
menyeringai. “Um..um.. with my self”ucapku tergagap. Dia tertawa. Aku merengut.
Dia
memakan salad-nya. Dan, aku
melanjutkan makan tertundaku. Sesekali, aku melirik cowok itu. “Kayak pernah
tahu ya?”batinku. “Tapi siapa?”pikirku.
“I
think I’ve see you before. I’m Riana
and..”ucapanku terputus ketika serombongan cewek masuk dan menyerang meja
tempatku duduk.
“Harry!
Can I take a picture with you?”pinta seorang cewek seumuranku ke cowok di
depanku itu. “Harry?”pikirku berusaha mengingat siapa cowok ini. Dan aku sadar,
“He’s Harry Styles!”teriakku dalam hati.
Serombongan
cewek itu meninggalkanku dan seorang.. Harry Styles!!
“Hello
Riana, I’m Harry”dia memperkenalkan diri dengan senyumnya yang pantes aja bikin
semua cewek di seluruh dunia bisa jantungan.
Aku
masih bengong. “I go to London for holiday but wow I can believe it”gumamku.
Harry tertawa, “So, do you forgive me about the accident?”tanyanya. “No, until
you buy me some food”ucapku sambil tertawa. “Okay, I will”kata Harry menyanggupi.
“Eh.. No! I’m just kidding”ucapku. Harry tersenyum. Duh, senyumnya! “Istighfar
Ri!”aku membatin.
“I
will take you back home. Don’t refuse it”paksa Harry. Aku cuma bisa mengangguk.
Mobil
Range Rover warna hitam milik Harry melaju di jalanan London yang lumayan
padat. Bus-bus bertingkat warna merah yang cuma aku lihat di tumblr-tumblr
berlalu lalang. Suasana masih awkward. “Awkward!!”teriak Harry sambil menyetir.
Aku dan dia tertawa.
“Where
are you come from?”tanyanya.”Indonesia”jawabku. Aku menceritakan diriku,apa
tujuanku dateng kesini dan segalanya yang mungkin bisa aku ceritain. Dari mulai
keluargaku,temen,Indonesia dll.
“I’m
sorry. Aku terlalu cerewet ya?”ucapku ketika melihat Harry cuma diem aja sambil
tertawa atau tersenyum. “No.. Girls always talk much but I enjoy it”ucapnya.
Aku menarik nafas. “Kamu gak kerja apa hari ini?”tanyaku. Harry menggeleng,
“Break for 3 months. It’s summer. Everyone needs take a rest”. Aku hanya
menjawab dengan “O”panjang.
Radio
menyiarkan lagu-lagu hits. Ketika sebuah lagu dari One Direction yang Little
Things mengudara. “It’s my favorite song in 1D album”ucap Harry sambil menyanyi
kecil. “Me too. It’s like all of the members sing for me hahaha”ucapku. “Bagian
mana yang kamu suka?”tanya Harry. “Umm.. Niall’s part”ucapku agak lama karena
bingung milih yang mana. “But actually I like all of the part”lanjutku. Harry
tersenyum, “Girl who don’t choose Niall to be her boyfriend is girl who don’t
know choose the right boy”ucap Harry. “How about you? What do you think about
yourself?”aku bertanya ke Harry yang mengeraskan volume radio. Kami sedang
terjebak macet. “Um.. Handsome,curly,flirty,cute,funny,playboy. Hahahha Girls
always describe me like that”jawab Harry sambil tertawa.
Harry
mulai bercerita tentang dirinya,The Boys dll. Perlahan mobil ini berjalan di
tengah macet. “What’s your favorite song?”tanya Harry. Aku berpikir sejenak, “I
think Heart Attack from Demi Lovato”ucapku. “Why you like the song?”tanya Harry
sambil memasukkan permen karet ke mulutnya dan menyodorkannya ke arahku.
“Because if I fall in love with someone I always feel numb and
paralyzed”terangku sambil mengunyah permen karet rasa mint ini.
“Do
you have a boyfriend?”tanya Harry dengan nada agak ragu.
“Actually,
I never date someone until now”ucapku sambil menyeringai.
“Really?
A cute girl like you never date someone? They have blind eyes”ucap Harry
langsung diikuti tawa ngakakku.
“Aku
gak kayak kamu Harry. You almost perfect and have a lot fans, you can choose
one of them”jelasku.
Harry
tertawa kecil, “I have a lot fans but if I can I will choose you”
Deg!
Jantungku serasa berhenti. Aku berusaha menarik nafas. Pernyataan Harry bikin
aku tambah deg-degan. “Cepet bilang Just kidding biar aku gak GR”harapku dalam
hati.
“Are
you okay, Riana?”tanya Harry sedikit khawatir sampai-sampai memberhentikan
mobilnya ke pinggir jalan.
“I’m
okay”ucapku lirih. Harry melepas seat
belt-nya dan mengambil sebotol air mineral di belakang dan memberikannya ke
aku.
“Thanks”ucapku.
Aku menengguk air itu. Wajah Harry terlalu dekat. Tangannya merapikan anak
rambutku. Duh! Harry kembali memasang seat
belt-nya dan menyetir lagi. Aku menarik nafas lega.
Kami
sampai di dorm. “You stay in
here?”tanya Harry. Aku mengangguk. Harry lalu keluar dari mobil dan membukakan
pintu mobil untukku.
“Um..
Thanks for take me back”ucapku. “Urwell, Aku rasa emang seharusnya. soalnya aku
udah bikin kamu so messy. Let’s take
bath and sleep, pretty girl”suruhnya.
“Hahahaha..
Okay, sir. Good night”aku membalikkan diri untuk masuk ke dalam dorm.
“Riana,
Wait!”Harry memanggilku dan berlari ke arahku.
“What?”tanyaku.
Dia mengeluarkan IPhone-nya. “Do you have any contact?”pintanya sambil
menyeringai. Aku memberikan nomor telpon,e-mail,twitter.
“Thanks,
By the way I have one request. Do you want come to my dinner party
tomorrow?”pintanya lagi. Aku berpikir sejenak, “I think I can’t”ucapku.
Wajah
bersinar Harry melesu, “Pleasee, for me”pintanya lagi dengan menunjukkan wajah puppy eyes.
“Okay,
but don’t show me that puppy eyes again”jawabku menyetujuinya. Harry tertawa,
“I’ll pick you at 7. Bye. Good night”Harry mencubit pipiku dan berjalan menuju
mobilnya.
“Hailey,
wake up!”aku mengoncang tubuh Hailey yang masih bergumul dengan selimutnya. Jam
udah menunjukkan pukul 1 siang dan Hailey masih belum bangun dari tidurnya.
“What the hell is your problem?”Hailey menutup telinganya dengan bantal.
“Please, wake up. I need your help”pintaku sambil terus mengguncang bahu
Hailey. “Okay, I wake up now”Hailey bangun dan duduk. Matanya sipit dengan
rambut pirang yang acak-acakkan mungkin dia baru pulang jam 3 pagi.
“Give
me a reason why I must help you”ucap Hailey dengan muka malas.
“Okay,
I’m sorry if I woke you up. I think I can share my problem with you”ucapku.
Hailey mangut-mangut. Aku mulai menceritakan pertemuanku dengan Harry sampai
ajakkan Harry untuk makan malam ke Hailey. Tapi, aku gak menyebutkan kalau
orang itu adalah Harry Styles.
Mata
Hailey membelalak. “Kamu baru 1 hari disini udah dapet a british boy”komentar Hailey.
“Dan
karena itu, I need your help. Aku bingung harus pakai baju apa”jelasku ke
Hailey yang sedang mengucir rambutnya.
“Okay,
first. Sebutkan baju terbaikmu yang kamu bawa kesini”ucap Hailey. Sekarang
mimik mukanya mengatakan bahwa dia tertarik buat bantu aku.
Aku
mengeluarkan beberapa pakaian dari lemari kecilku. Hailey memperhatikan
semuanya satu per satu. “I think you don’t interest at fashion”komentarnya
sambil mengangkat sebuah baju Bali yang warna-warni. Aku cuma bisa nyengir
dengernya.
“How
about this? I think it’s nice and simple”ucap Hailey sambil menunjukkan sebuah collar chambray dan blue short pants. Aku berpikir sejenak.
“It’s
looks better than another clothes”ucap Hailey sambil tersenyum. “And now,
sepatu apa aja yang kamu bawa?”lanjutnya. Aku menunjuk ke arah sneaker Nike-ku,
“Just that sneakers and this”. Hailey melirik ke sandal jepit yang aku pakai.
Sandal jepit yang aku beli di pinggiran Malioboro.
“Kamu
harus beli. Gak usah yang mahal, just in secondhand store”suruh Hailey. Aku
bergegas mengambi dompetku dan pergi ke secondhand
store.
Aku
kembali ke dorm dengan membawa
sekotak sepatu baru. Hailey sedang membaca majalah Vogue waktu aku sampai. Aku mengeluarkan sepasang flat shoes warna biru langit. “Shoes,
checked. And now, you must take a bath and I will make you up”suruh Hailey lagi.
Aku
duduk di sebuah kursi menghadap cermin kecil Hailey. Aku cuma bisa diem waktu
Hailey beraksi. Tangan Hailey beraksi lincah di wajah dan rambutku. Tangannya
bak tangan Ibu Peri yang bisa mengubah labu jelek jadi kereta kencana.
“Huft..
Finally, it’s done. And you look so pretty”komentar Hailey sambil terduduk di
pinggir kasur. Aku menghadap ke cermin kecil Hailey. Wajahku diberi riasan
tipis hanya foundation, bedak dan lipgloss untuk melembabkan bibir.
Rambutku di bentuk buns yang dibuat
agak gak rapi. “Is it me?”tanyaku yang gak percaya liat pantulan di cermin itu.
Hailey tertawa, “Of course, it’s you swettie. Now change your clothes it’s
almost 7 o’clock”
Aku
sudah siap dengan pakaianku. “Nah, You look fabulous now. Um.. I lend you my
handbag. You can’t go dating with your backpack”ucap Hailey sambil tertawa. Aku
memeluk Hailey, “Thank you so much, Hailey. You look like my big sis”ucapku.
“Urwell, Okay let’s go now. Your prince charming waiting for you”ucapnya sambil
membenarkan tatanan rambutku. Aku mengangguk, “Bye Hailey”. “Bye, Riana. Take a
care”ucapnya seraya aku meninggalkan kamar.
Mobil
Range Rover Sporty warna hitam itu masuk ke halaman dorm. Seorang laki-laki dengan rambut ikal yang di pushed back keluar dari mobil.
“Hey,
Riana! Wow, you look fabulous”puji Harry ketika dia menghampiriku.
“Hey,
Harry! Thanks and you look cool”aku balik memuji. Sebenernya, he’s truly cool.
Dengan kaos putih tipis yang dibalut blazer warna hitam. Jeans warna hitam dan vintage shoes warna coklat bikin semua
orang yang lihat tambah meleleh.
“Ready,
little princess?”tanyanya sambil mengulurkan tangannya. Aku mengangguk sambil
menyambut tangan Harry.
Mobil
Harry melaju pelan di jalanan London yang penuh gemerlap lampu. Harry terus
mengutarakan jokes-jokes-nya.
Terkadang dia menyanyi kecil waktu Radio memutarkan lagu-lagu hits.
“Kalau
boleh komentar, kamu selalu bisa buat cewek terpesona sama kamu ya”komentarku.
Harry tertawa kecil, “Incluiding you, huh?”. “Ha? Me.. Umm..”aku tergagap.
Harry makin tertawa keras. “A girl who don’t like you it’s girl who have blind
eye”ucapku akhirnya. “So, do you start like me?”tanya Harry yang kini enggak
lagi ketawa tapi tersenyum manis yang membuat jantung serasa copot. Aku masih
terdiam. “Say something please. Don’t be so awkward”protes Harry. “Um.. If I
start like you. Would you start like me?”tanyaku ragu. “Actually, I did it”ucap
Harry tegas dan tanpa keraguan. Aku masih tercengang. Harry melirik ke arahku,
tangan kirinya memegang tangan kananku, “I’m sorry if I make you shock”. Aku
menggeleng, “No. You’re not”
Mobil
Harry berhenti di sebuah restoran Italia dengan nuansa yang kekeluargaan. “They
waited for us”ucap Harry sambil menggandeng tanganku. Di dalam di sebuah meja
besar berbentuk lingkaran di pojok resto, 4 cowok dan 3 cewek duduk. “Hey,
guys!”sapa Harry. “I’m sorry, we late”lanjutnya. “No problem, Hazza. So, she’s
girl that you told me last night”ucap Liam. Harry mengangguk, “Okay, it’s
Riana. She’s backpacker from Indonesia”Harry memperkenalkan aku ke semua orang.
“Hey, Riana!”sapa semuanya dengan ramah. Harry lalu mempersilahkanku duduk.
“Thanks”ujarku. Harry tersenyum. Aku duduk diantara Niall dan Harry.
Makanan
demi makanan tersaji. Mulai dari pasta,salad sampai gelato. Semua udah siap
untuk pulang. Zayn sama Perry katanya mau jalan berdua dulu. Louis mau
nganterin Eleanor dulu. Liam sama Danielle katanya mau beli makanan anjing buat
anjing mereka, Loki. Tinggal aku,Harry dan Niall.
“Harry,
can I back home with you?”pinta Niall. Harry melengos dan melihat ke arahku
untuk meminta pendapat. Aku mengangguk.
“Okay,
But you will give me some food in your home”ucap Harry. Niall mendengus kesal.
“Or I’ll not accompany you,Horan”ancam Harry. “Okay okay”Niall mengangkat
tangannya, menyerah akan ancaman Harry.
Niall
membuka pintu flat-nya. Flat yang
amat sangat rapi buat cowok kayak Niall yang super sibuk. Aku dan Harry duduk
di sofa. Niall datang sambil membawa semangkuk besar popcorn dan a bunch coke cans.
“Um..
How about if we watch movie?”ajak Niall. “I have a new movie. You will like
it”lanjutnya sambil mengubrak-abrik rak berisi DVD.
“This”ucap
Niall sambil memperlihatkan sebuah DVD berjudul ‘Sinister’.
“Is
that scary movie?”tanyaku. “It’s not scary as it seems”ucap Niall.
Aku
melirik Harry, “Okay, we can watch now”ucap Harry sambil membuka sekaleng coke dan memberikannya untukku.
“If
you afraid, you can hug me”bisik Harry. Aku memukul lemah bahu Harry. Harry
tertawa sambil mengacak-acak rambutku.
Film
pun mulai. Sepanjang film, aku cuma memeluk lututku sambil terkadang menutup
mata dengan bantal.
“Where
you going?”tanya Harry ketika aku mau ke kamar mandi. “I need go to
toilet”ucapku. Niall menengok. “Riana be carefull, I saw something in
there”ucap Niall dengan wajah mistis. “Damn you, Niall!!”ucapku sambil
melemparkan bantal sofa yang ada di sebelahku. Harry dan Niall tertawa. “Mau
aku temenin?”tanya Harry. Aku menggeleng.
“Why
you are so fast? Are you run?”tanya Niall setibanya aku di ruang TV. Aku hanya
nyengir. Aku menikmati lagi film itu. Sesekali aku berteriak di dalam bungkaman
bantal. Tangan besar Harry senantiasa menggenggam erat tanganku. Kepalanya
begitu dekat dengan kepalaku hingga aku bisa merasakan nafasnya.
Film
selesai. Harry mengajakku pulang sebelum Niall memintaku untuk melanjutkan
menonton ‘Grease’. “I’ve watch the movie a hundred times”ucapnya yang diikuti
seruan Niall yang protes.
“So,
is it fun?”tanya Harry sesampainya di dorm.
Aku mengangguk,”Thanks for this night”. Harry tersenyum lebar. Aku turun dari
mobil. “So, good night Hazza”ucapku. “Good night, Riana”balasnya. Kami berdiri
canggung, saling menunduk. Ada sesuatu diantara kami yang ingin kami utarakan
satu sama lain tapi terlalu bingung gimana menyampaikannya. “Um Harry”.
“Riana..”. Aku dan Harry berbicara berbarengan. Kami saling memandang, remang
malam di halaman dorm enggak bikin
aku nggak bisa lihat mata hijau Harry. Mata itu menatap mataku, memberikan
ketenangan dan ketulusan. “You first”ucapku. Harry menarik nafas,
“About
something that I told you in car…”
Aku
mulai menahan nafas.
“It’s
really true not fake or bullshit. I was met you in 24 hours but I felt so
comfortable when I’m beside you. I knew its too fast but I just want you to
know. That’s it. Kamu gak harus menjawab apa-apa”
Pipiku
memerah,ototku menegang, aku merasa ada kupu-kupu di perutku. I feel so numb.
“Riana?
Are you okay?”tanya Harry penuh khawatir. Aku menyadarkan diriku dan tersenyum.
“I’m really okay. And about that, I felt same with you”ucapku.
Harry
tersenyum dan mencubit pipiku. “Thanks little princess”ucapnya sambil mencium
keningku. “Good night. By the way, Tomorrow aku mau ikut kamu jalan-jalan,
boleh?”pintanya. Aku mengangguk, “Of course, Pick me at 7 in the morning. Don’t
be late”. Harry mengangguk, “Okay, Bye”. Harry masuk ke mobilnya membunyikan
klakson sekali dan meninggalkanku yang tengah melambaikan tangan dengan penuh
rasa campur aduk.
Aku
menutup pintu kamar masih dengan senyum lebar terkembang. “How’s your night,
Riana?”tanya Hailey yang sedang duduk menghadap cermin. Pakaiannya rapi, sebuah
maroon mini dress. “One of my best
night, ever”ucapku. “And where will you go?”tanyaku. Hailey menoleh ke arahku
yang duduk melepas flat shoes-ku.
“Um… I got a date with a boy”ucap Hailey dengan wajah bersinar. Knock..Knock.
Aku membuka pintu kamar, seorang cowok berdiri dengan kemeja dan jeans. “Is it
Hailey room’s?”tanya cowok itu. Aku mengangguk. “Hey, Dylan”sapa Hailey yang
berdiri di sampingku. “Riana, I’ll go. Good night. Bye”pamit Hailey. “Okay,
take a care Hailey”balasku.
Pagi
ini, aku sudah bersiap di lobby dorm.
Duduk sambil membaca Koran pagi. Sebuah mobil sedan two seat merk Audi berhenti di halaman. Seorang cowok dengan hoodie,jeans dan T-shirt lambang Rolling stones warna hitam keluar.
“Hey,
petité girl”sapa Harry sambil mengacak rambutku yang dikucir ponytail.
“Hey,
curly boy”balasku.
Aku
dan Harry masuk ke mobil. “Shall we go now?”tanya Harry. Aku mengangguk.
“Where
will we go? I don’t have any idea”ucapku.
“Actually,
I have a practice with band. Do you mind if we go there? Just a hour”pinta
Harry.
“Okay,
it’s sounds really fun”jawabku. Harry tersenyum dan membelai rambutku.
“You
can sit in here. I’ll be right back”suruh Harry. Aku duduk di sofa berwarna
coklat yang menghadap ke tempat The Boys latihan. Harry duduk di salah satu
kursi sedang berbicara dengan Louis.
“Hey,
Riana”sapa Zayn yang baru datang. “Hai, Zayn”balasku. Zayn duduk di sebelahku
membenarkan tali sepatunya.
“I
think Harry really like you. He’s say that to me last night. FYI, He’s really
cute and can treat girl right. It’s not like he seems”terang Zayn. “You’re
lucky girl”lanjut Zayn sambil menepuk bahuku dan berjalan menuju yang lain.
Aku
berpikir sejenak. Tentang omongan Zayn dan Liam. Tentang perasaan Harry dan
omongannya semalam. Harry bukan orang yang sekadar ganteng dan mengandalkan
ketenarannya. Dia tipe seorang cowok yang karismatik dan sayang keluarga.
“Hey,
what do you think about?”suara Louis mengagetkanku. “Nothing”jawabku sambil
tersenyum. Louis memberiku sebotol air mineral. “Thinking about your feeling to
Harry, huh?”tanyanya seakan bisa membaca pikiranku. “He is not a playboy like
everyone said. I think you’re so perfect for Harry even I’ve met you unless 24
hour. But I believe it. So, don’t be lie with your heart”lanjutnya sambil
tersenyum. Louis meninggalkanku menuju arah member 1D lainnya.
“How’s
your practice?”tanyaku ketika Harry menghampiriku setelah selesai menyanyikan
lagu terakhir di latihan ini, Little Things. Harry melemparkan dirinya ke sofa,
“Fun because you’re here”godanya. Aku tertawa, “Stop, tease me Hazza”protesku.
Harry tertawa,”Apa komentarmu buat penampilan tadi?”.
“It’s
really awesome. I really felt all of you sing for me”jawabku sambil menengok
untuk melihat wajahnya.
“Actually,
I sang for you”ucap Harry sambil menatap mataku. “Oh.. it’s almost afternoon.
Shall we go before the park is so crowd?”ajak Harry sambil menggandeng
tanganku.
“Bye,guys”pamitku
ke Louis,Liam,Zayn dan Niall.
“Kamu
mau ngajak aku kemana?”tanyaku di mobil. Harry tersenyum misterius, “Aku mau
ngajak kamu ke tempat favoritku”.
Mobil
Harry melaju di jalanan London. Mobil berhenti sebuah parkiran di dekat taman.
Hyde Park. Taman besar di tengah London. Aku dan Harry keluar dari mobil. Harry
menggandeng tanganku. “Do you want ice cream?”tawarnya. Aku mengangguk. “What’s
your favorite flavor?”tanyanya. “Chococips and oreo, please”pintaku. Harry
menggandengku berjalan ke arah ice cream
van.
“It’s
for you”ucap Harry sambil menyerahkan sebuah ice cream cone rasa chococips
and oreo sedangkan Harry memilih Chocolate
and blueberry.
Aku
dan Harry berjalan memasuki taman. Berjalan di jalan setapak taman di bawah
rimbun pohon. “Why do you like this park?”tanyaku sambil menjilat bagian ice cream-ku. “Disini sejuk, sepi dan
damai. It’s make me always think positive. Aku biasa tiduran di atas rumput,
thinking about life,universe and I everything that make me wondering”jelas
Harry. Aku berhenti, memandang mata Harry. “I love you”ucapku, spontan. Entah
apa yang aku pikirin kenapa bisa ngelakuin itu. Harry tersenyum, “I love you
too”. Kami berdua tersenyum
“Look
at sky. It’s seems like rabbit”ucap Harry sambil menunjuk ke langit. Aku
melihat ke atas. “And look! It’s seems like you with your curly hair”ucapku
sambil menunjuk awan yang berbentuk seperti Harry. Harry bangun dari tiduran di
rumput, menggelitik pinggangku. Spontan aku ketawa ngakak, “Stop it! Or I will
punch your face”ancamku. Harry berhenti, “I don’t want you punch my face. It
makes my handsome face disappear”. Aku tertawa.
“Riana,
what will you do in 10 years after now?”tanya Harry,tiba-tiba. Aku berpikir
sejenak.
“Maybe,
I graduate from University,Get a job,Marriage,Have a child and Live happy
after”ucapku. “And you?”tanyaku balik sambil melihat wajah Harry. Harry
mengendikkan bahu, “I don’t know”. Aku berpikir sejenak. Aku mengambil sebuah notes dan menyobek 2 lembar kertas juga
mengeluarkan bolpen.
“Tulis
5 keinginanmu. Gak boleh lebih atau kurang”pintaku ke Harry sambil memberikan
selembar kertas dan bolpen. Harry mengambilnya dan mulai berpikir.
“Finish?”tanyaku.
Harry mengangguk. “Save it”suruhku. Aku mengambil bolpen dari Harry dan menulis
5 keinginanku.
“Now,
read it”ucapku. Harry mulai membaca dari nomor 5.
“Fifth,Buy
a new house and car”
“You
can”komentarku.
“Fourth,
I want to be succesfull”
“You
did it now. You’re famous”komentarku.
“Third,
Always with my bestfriend in 1D”
Aku
tersenyum.
“Second,
makes my parents really proud of me”
“I
think they proud of you, now”ucapku.
“And
first, Marry with my little girl and have a happy life with my family”ucapnya
sambil menutup kertas dan melihatku. “An the little girl is you”tambahnya. Aku
tersenyum, mungkin sekarang pipiku semerah apel.
“Now,
read yours”suruhnya. “Okay..”aku menarik nafas.
“Fifth,
I want graduate from University that I wanted”
“You
will, you’re smart girl”ucapnya.
“Fourth,
Dapetin pekerjaan dimana aku bisa menolong orang lain”
Harry
tersenyum, “Best dream I’ve ever heard”
“Third,
Buy a new house and a car for my parent”
Harry
tersenyum sambil mengangguk-angguk.
“Second,
make my parent proud of me. Because I always make them so worry and angry”
“You
can do it, sweetie”
“First,
With my real man in Juliet’s house when I’m 22 and now I’m 18 so it’s 4 years
from now”aku menutup kertasku. “The last is my dream since I met you”
“What’s
date your birthday?”tanya Harry. “29th July”jawabku. “I’ll be wait
you in Verona when you’re 22”ucapnya. “Really?”aku meminta kepastian.
“Pinky
promise”ucap Harry sambil menunjukkan jari kelingkingnya.
“Pinky
promise”aku menautkan jari kelingkingku dengan milik Harry.
Aku
membereskan pakaianku ke dalam tas besarku. Malam ini, malam terakhir di
Inggris. Besok sore, aku balik ke Indonesia. Rasanya berat meninggalkan sekian
banyak kenangan dan teman disini.
“Are
you gonna leave tomorrow?”tanya Hailey yang baru keluar dari kamar mandi. Dia
duduk di pinggiran kasurku.
Aku
mengangguk. “Oh God, I’ll miss you so much. You like my little sister”ucap
Hailey sambil memelukku. Ada setetes air mata di pelupuk mata birunya. Aku
memeluk Hailey balik, “Thanks for everything, for your help, Hailey”ucapku.
“Never mind, honey”ucap Hailey lalu melepas pelukannya.
“Apa
kamu udah bilang sama cowok itu kamu bakal balik besok?”tanya Hailey. Aku
menggeleng. “It’s better if you say now”sarannya.
Aku
bergegas mencari taksi menuju flat Harry.
Flat Harry terletak di pinggir
London, tempat para flat mewah.
“Thanks
sir”ucapku ke sopir Taxi ketika aku sampai di depan sebuah flat.
Knock…Knock…
“Yeah! Wait”sambut suara di dalam rumah. Pintu terbuka. Harry dengan rambut
acak-acakan dan baju rumah keluar. “Riana, Come in”suruhnya. Aku masuk ke
rumah, duduk di sofa biru di ruang TVnya. Harry datang sambil membawa 2 cangkir
teh. “It’s Louis favorite tea, Yorkshire tea”ucapnya. Harry duduk di sebelahku.
“What’s wrong? Why you look so sad?”tanyanya sambil membelas rambutku. “I will
leave tomorrow”ucapku lirih berusaha Harry tidak mendengar. “Tomorrow you
leave?”tanya Harry balik. Dia berusaha meminta keterangan. “Please stay, you
can stay in my home”pintanya. Aku menggeleng lemah, “I can’t. I must go to
school”. Harry melengos, “But please, just a week. I’m just met you in 5 days
and you’ll leave?”
“I’m
so sorry, but I can’t stay”ucapku seraya menggengam tangannya. “I never forget
you and I promise I never move on”janjiku sambil mengacungkan kelingkingku.
Harry menautkan jari kelingkingnya. “Pingky promise”ucap kami berdua. Kali ini
dia tersenyum, aku menyandarkan kepalaku di bahunya. Mencium aroma parfum Harry
untuk terakhir kalinya.
“I
promise. I’ll call you and write you an e-mail”ucapku. Harry mengantarku ke
bandara. Dengan pakaian santai yaitu T-shirt
lengan pendek yang digulung warna biru,
jeans dan Converse. “No, you just promise to won’t forget what we had it
all,okay?”pintanya. Aku mengangguk, “I never forget”. Suara pengeras suara bandara
berbunyi menyuruh penumpang buat masuk pesawat. Aku menatap mata hijau Harry,
“See you next time, my curly”. Harry tersenyum, mencondongkan kepalanya dan aku
tahu apa yang akan dia lakukan. Aku segera menempatkan jariku di bibirnya dan
menggeleng. Akhirnya ia mendaratkan itu ke kening dan pipiku. “Take care, my
Asian Princess”. Aku mengangguk, melambaikan tanganku hingga Harry tersembunyi
di balik ribuan manusia di bandara.
Happy Birthday To Me!! I’m 22 now and I’m in
Verona, Italy.
Pagi
ini, aku berjalan menuju Casa Di Guiletta alias Rumah Juliet. Masih sebagai
seorang backpacker tapi sekarang aku
udah lulus kuliah dan kerja sesuai keinginanku. Number 5 and 4, checked.
Masuk
ke Casa Di Guiletta, aku disuguhi banyaknya tamu di sini. Para perempuan dari
seluruh dunia berkumpul jadi satu di sini. Menulis surat yang berisi curahan
hati mereka ke Juliet.
Siang
beranjak sore. Matahari musim panas lamat-lamat mulai berkurang panasnya. Para
pengunjung sudah mulai sepi. Aku berjalan, memperhatikan deretan surat yang
tertempel di dinding Casa Di Guiletta. Kembali ke memory 4 tahun lalu. Musim
panas di London. Liburan pertama ke luar negeri yang paling berkesan.
“Do
you wait for someone?”tanya sebuah suara serak dan berat.Suara yang selalu aku
ingat. Aku menoleh, seorang laki-laki berambut ikal berwajah manis tersenyum ke
arahku. Wajahnya masih tetap sama tapi ada kedewasaan yang tumbuh seiring
bertambahnya umur. Laki-laki itu menggunakan kaos coklat yang dipadu kemeja
biru dan jeans. Sneakers kesukaannya masih ia pakai.
“You!”ucapku
masih kaget. Kaget bahwa ia tidak lupa akan janjinya. Sebuah Pinky promise 4 tahun lalu.
“Me!”jawabnya
sambil tertawa. “How are you?”tanyanya. “I’m amazing. You?”tanyaku balik. Dia
tersenyum, “I’m really amazing”. Ada jeda panjang diantara kami. “So, I fulfill
my promise”ucap Harry memecah kesunyian. “You did it”jawabku ada semacam
perasaan amat senang ketika aku mengatakannya.
“I
have a special gift for you”ucap Harry. “Really?”tanyaku. Harry tersenyum. Ia
berlutut di bawahku, “Do you still love me?”. Otomatis aku mengangguk, “Of
course yes”. Harry mengeluarkan sesuatu dari kantongnya, “Will you marry me?”.
Pertanyaan Harry singkat, padat dan jelas. Aku tersenyum dan mengangguk. “Say
something, please”pinta Harry. “Yeah, I will marry with you”jawabku akhirnya.
Harry berdiri memelukku dan mencondongkan wajahnya mendekatiku. Aku menekan
bibirnya dengan telunjuk dan menggeleng. Sebagai gantinya, aku mencium 3 jariku
dan meletakkannya di bibir Harry.
‘No
kisses until we get marriage”ucapku. Harry tertawa,”Okay, miss Styles”. Aku dan
Harry tertawa bersama. Ia menautkan tangannya ke jari tanganku. Bersiap melindungiku
ketika aku menjalani hidup baru bersamanya.
Gimana? Maaf ya kalo maksa ceritanya. I'll be back with more better story. Makasih udah mau baca :))
Ciao.